kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

China Minta Bantuan WTO Terkait Sengketa Subsidi Kendaraan Listrik AS


Rabu, 17 Juli 2024 / 05:41 WIB
China Minta Bantuan WTO Terkait Sengketa Subsidi Kendaraan Listrik AS
ILUSTRASI. China telah meminta bantuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk membentuk sebuah panel ahli. REUTERS/Jason Lee


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China telah meminta bantuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk membentuk sebuah panel ahli. 

Pembentukan panel ini ditujukan untuk membantu menyelesaikan perselisihan mengenai subsidi kendaraan listrik di bawah Undang-Undang Pengurangan Inflasi (IRA) Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut diungkapkan oleh Kementerian Perdagangan China pada Senin (15/7/2024).

Negara dengan perekonomian nomor dua terbesar di dunia ini membuka sengketa WTO pada akhir Maret setelah pemerintahan Biden mengesahkan IRA. 

Ini adalah sebuah undang-undang yang memberikan kredit pajak miliaran dolar untuk membantu konsumen membeli kendaraan listrik dan perusahaan-perusahaan untuk memproduksi energi terbarukan, seiring dengan upaya Gedung Putih untuk mengurangi karbonisasi di sektor listrik AS.

Baca Juga: Menanti Langkah Xi Jinping untuk Menggairahkan Lagi Ekonomi China

Dalam pernyataan resminya, Kemendag China mengatakan negaranya telah gagal mencapai solusi dengan AS melalui konsultasi yang akan melindungi hak-hak dan kepentingan industri mobil listriknya. Begitu juga dengan memajukan kasusnya di WTO.

"IRA mengecualikan produk dari anggota WTO seperti China, secara artifisial menetapkan hambatan perdagangan, dan menaikkan biaya transisi energi hijau,” kata kementerian perdagangan China.

“Kami mendesak AS untuk mematuhi peraturan WTO dan berhenti menyalahgunakan kebijakan industrinya untuk merusak kerja sama internasional dalam hal perubahan iklim,” ujar China.

Baca Juga: Investor Optimistis Penurunan Suku Bunga AS, Namun Waspada Terhadap Geopolik

Langkah China ini menunjukkan ketegangan yang berlangsung antara China dengan AS dalam hal kebijakan perdagangan dan industri.



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×