Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Awal bulan ini, sensus sekali dalam satu dekade di China menunjukkan bahwa populasi tumbuh pada tingkat paling lambat selama satu dekade terakhir sejak 1950-an, menjadi 1,41 miliar. Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa China akan menjadi tua sebelum menjadi kaya. Ada pula kritik bahwa pemerintah China telah menunggu terlalu lama untuk mengatasi penurunan angka kelahiran.
"Ini tidak diragukan lagi merupakan langkah ke arah yang benar, tapi tetap saja agak malu-malu," kata Shuang Ding, kepala ekonom di Standard Chartered di Hong Kong, kepada Reuters.
"Kebijakan kelahiran yang sepenuhnya diliberalisasi seharusnya sudah diterapkan setidaknya lima tahun lalu, tapi sekarang sudah terlambat, meski lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," katanya.
Baca Juga: Negara ini akan tambah hadiah bagi orang tua yang ingin punya anak
Politbiro China juga mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan menunda secara bertahap usia pensiun, tetapi tidak memberikan rincian apa pun.
Menurut pemberitahuan pemerintah di kota Weihai, denda sebesar 130.000 yuan (US$ 20.440) telah dikenakan pada keluarga yang memiliki anak ketiga pada akhir tahun lalu.
Mengingatkan saja, khawatir akan ledakan populasi, pada tahun 1979 China menerapkan kebijakan satu anak, yang berhasil mengekang pertumbuhan populasi. Akan tetapi kebijakan ini juga menyebabkan sterilisasi paksa dan aborsi berdasarkan jenis kelamin yang memperburuk ketidakseimbangan gender karena banyak orang tua lebih memilih anak laki-laki.