kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China perbolehkan satu keluarga punya 3 anak, ekonom nilai sudah terlambat


Selasa, 01 Juni 2021 / 06:25 WIB
China perbolehkan satu keluarga punya 3 anak, ekonom nilai sudah terlambat
ILUSTRASI. Pemerintah China mengeluarkan kebijakan terbaru soal keluarga pada hari Senin (31/5/2021). Kini, keluarga di China boleh memiliki 3 anak. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China mengeluarkan kebijakan terbaru soal keluarga pada hari Senin (31/5/2021). Setelah data terbaru menunjukkan penurunan dramatis dalam angka kelahiran di negara terpadat di dunia, kini China memperbolehkan satu keluarga untuk memiliki tiga anak.

Melansir Reuters, Beijing membatalkan kebijakan satu anak yang sudah berusia puluhan tahun pada tahun 2016, dan menggantinya dengan batas dua anak. Kebijakan ini bertujuan untuk mencegah risiko ekonomi dari populasi yang menua dengan cepat. 

Namun, kebijakan itu gagal menghasilkan lonjakan kelahiran yang berkelanjutan mengingat tingginya biaya membesarkan anak di kota-kota Tiongkok. Ini sebuah tantangan yang masih berlanjut hingga hari ini.

"Perubahan kebijakan akan diterapkan dengan langkah-langkah yang mendukung, yang akan kondusif untuk meningkatkan struktur populasi negara kita, memenuhi strategi negara untuk secara aktif mengatasi populasi yang menua," kata kantor berita resmi Xinhua setelah pertemuan politbiro yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping.

Baca Juga: China bisa menghadapi bom waktu demografis, apa maksudnya?

Di antara langkah-langkah itu, China akan menurunkan biaya pendidikan untuk keluarga, meningkatkan pajak dan dukungan perumahan, hingga menjamin kepentingan hukum perempuan yang bekerja. China juga akan mendidik kaum muda tentang pernikahan dan cinta.

Reuters memberitakan, berdasarkan data terbaru, China memiliki tingkat kesuburan hanya 1,3 anak per wanita pada tahun 2020. Angka itu setara dengan masyarakat yang menua seperti Jepang dan Italia dan jauh dari sekitar 2,1 yang dibutuhkan untuk tingkat penggantian.

Baca Juga: Pertumbuhan populasi China kian mendekati angka nol

"Orang-orang tertahan bukan oleh batasan dua anak, tetapi oleh biaya yang sangat tinggi untuk membesarkan anak di China saat ini. Perumahan, kegiatan ekstrakurikuler, makanan, perjalanan, dan segala sesuatu lainnya bertambah dengan cepat," jelas Yifei Li, sosiolog di NYU Shanghai, kepada Reuters.

Zhang Xinyu, seorang ibu berusia 30 tahun dari keluarga dengan satu anak dari Zhengzhou, ibu kota provinsi Henan, mengatakan masalahnya adalah wanita memikul sebagian besar tanggung jawab untuk membesarkan anak.

"Jika laki-laki bisa berbuat lebih banyak untuk membesarkan anak, atau jika keluarga bisa lebih memperhatikan perempuan yang baru saja punya anak, sebenarnya banyak perempuan yang bisa punya anak kedua," katanya kepada Reuters.

"Tapi memikirkan gambaran besarnya, secara realistis, aku tidak ingin punya anak kedua. Dan yang ketiga bahkan lebih mustahil," tambahnya.

Dalam jajak pendapat di akun Weibo Xinhua yang menanyakan #AreYouReady untuk kebijakan tiga anak, sekitar 29.000 dari 31.000 responden mengatakan mereka "tidak akan pernah memikirkannya". Sementara sisanya memilih di antara opsi: "Saya siap dan sangat ingin melakukannya", "itu ada di agenda saya", atau "saya ragu-ragu dan ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan".

Baca Juga: Ini penyebab angka kelahiran di China turun 15% di tahun lalu

Jajak pendapat tersebut kemudian dihapus.

"Saya bersedia memiliki tiga anak jika Anda memberi saya 5 juta yuan ($ 785.650)," tulis seorang pengguna.

Harga saham di perusahaan yang terkait dengan kelahiran dan kesuburan melonjak.

Sudah terlambat

Awal bulan ini, sensus sekali dalam satu dekade di China menunjukkan bahwa populasi tumbuh pada tingkat paling lambat selama satu dekade terakhir sejak 1950-an, menjadi 1,41 miliar. Kondisi ini memicu kekhawatiran bahwa China akan menjadi tua sebelum menjadi kaya. Ada pula kritik bahwa pemerintah China telah menunggu terlalu lama untuk mengatasi penurunan angka kelahiran.

"Ini tidak diragukan lagi merupakan langkah ke arah yang benar, tapi tetap saja agak malu-malu," kata Shuang Ding, kepala ekonom di Standard Chartered di Hong Kong, kepada Reuters.

"Kebijakan kelahiran yang sepenuhnya diliberalisasi seharusnya sudah diterapkan setidaknya lima tahun lalu, tapi sekarang sudah terlambat, meski lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," katanya.

Baca Juga: Negara ini akan tambah hadiah bagi orang tua yang ingin punya anak

Politbiro China juga mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan menunda secara bertahap usia pensiun, tetapi tidak memberikan rincian apa pun.

Menurut pemberitahuan pemerintah di kota Weihai, denda sebesar 130.000 yuan (US$ 20.440) telah dikenakan pada keluarga yang memiliki anak ketiga pada akhir tahun lalu.

Mengingatkan saja, khawatir akan ledakan populasi, pada tahun 1979 China menerapkan kebijakan satu anak, yang berhasil mengekang pertumbuhan populasi. Akan tetapi kebijakan ini juga menyebabkan sterilisasi paksa dan aborsi berdasarkan jenis kelamin yang memperburuk ketidakseimbangan gender karena banyak orang tua lebih memilih anak laki-laki.

Selanjutnya: China umumkan undang-undang pendidikan baru, larang penggunaan kurikulum asing



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×