Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – BEIJING. China memutuskan untuk menghentikan impor kedelai dari Amerika Serikat (AS) pada bulan September 2025. Ini merupakan yang pertama sejak dilakukannya impor pertama pada November 2018.
Ini terjadi karena pembeli menghindari kargo Amerika selama perselihan perdagangan yang sedang berlangsung antara dua negara ekonomi terbesar di dunia itu. Data Administrasi Bea Cukai China menunjukkan impor kedelai AS turun menjadi nol dari 1,7 juta ton tahun sebelumnya.
Pengiriman turun karena tarif tinggi yang yang dikenakan China terhadap impor AS. China adalah negara pengimpor pengimpor kedelai terbesar di dunia.
"Hal ini terutama disebabkan oleh tarif. Pada tahun-tahun biasa, beberapa kacang kedelai yang sudah tua masih masuk ke pasar," ujar Wan Chengzhi seperti dikutip pada Reuters, Senin (20/10/2025).
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi China Melambat Jadi 4,8% di Kuartal III 2025
Data bea cukai menunjukkan pengiriman dari Argentina naik 91,5% menjadi 1,17 juta ton, atau 9% dari total impor kedelai China yang mencapai 12,87 juta metrik ton pada bulan September. Ini menjadi level tertinggi kedua dalam catatan.
Tiongkok belum membeli kargo kedelai AS dari panen musim gugur ini. Peluang untuk pembelian kedelai AS ini telah ditutup karena para pembeli mengamankan pengiriman dari Brasil dan Argentina. Jika tidak ada perundinga perdagangan antara kedua negara, petani AS akan menghadapi kerugian besar.
Sementara, Beijing sendiri diperkirakan akan menghadapi kesenjangan pasokan di awal tahun depan karena menunggu tanaman baru Brasil memasuki pasar.
"Kesenjangan pasokan kedelai dapat muncul di Cina antara bulan Februari dan April tahun depan jika tidak ada kesepakatan perdagangan. Brasil telah mengirimkan volume yang sangat besar, dan tidak ada yang tahu berapa banyak stok tanaman tua yang tersisa," ujar Johnny Xiang, pendiri AgRadar Consulting yang berbasis di Beijing.
Baca Juga: Trump Punya Cara Rahasia untuk Hantam China di Titik Lemahnya
Negosiasi perdagangan antara Beijing dan Washington tampaknya mendapatkan kembali momentumnya setelah berminggu-minggu ancaman tarif baru dan kontrol ekspor. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa ia percaya bahwa kesepakatan kedelai akan tercapai.
Pada periode Januari-September, China mengimpor 63,7 juta ton dari Brasil, naik 2,4% dari tahun ke tahun, dan 2,9 juta ton dari Argentina, naik 31,8% dari tahun lalu.