Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI/BEIJING. Pemerintah China telah menitahkan warganya untuk melakukan stok persediaan kebutuhan sehari-hari jika terjadi keadaan darurat.
Desakan tersebut dilakukan setelah wabah COVID-19 dan hujan lebat yang luar biasa yang menyebabkan lonjakan harga sayuran menimbulkan kekhawatiran tentang kekurangan pasokan makanan.
Melansir Reuters, arahan kementerian perdagangan pada Senin (09/11/2021) malam menimbulkan kekhawatiran di media sosial domestik bahwa hal itu mungkin dipicu oleh meningkatnya ketegangan dengan Taiwan. Sementara beberapa orang lain mengatakan banyak warga yang bergegas untuk menimbun beras, minyak goreng, dan garam.
"Begitu berita ini keluar, semua orang tua di dekat saya menjadi gila karena panik membeli di supermarket," tulis seorang pengguna di Weibo yang mirip Twitter di China.
Media lokal juga baru-baru ini menerbitkan daftar barang yang direkomendasikan untuk disimpan di rumah termasuk biskuit dan mi instan, vitamin, radio, dan senter.
Tanggapan publik memaksa media pemerintah pada hari Selasa untuk mencoba menenangkan ketakutan dan mengklarifikasi pernyataan kementerian.
Baca Juga: Intelijen AS tuding asal usul Covid-19 akibat kebocoran lab, ini tanggapan China
The Economic Daily, sebuah surat kabar yang didukung Partai Komunis, mengatakan kepada netizen untuk tidak memiliki "imajinasi yang terlalu aktif". Adapun tujuan arahan itu adalah untuk memastikan warga tidak lengah jika terjadi penguncian di daerah mereka.
People's Daily mengatakan, kementerian mengeluarkan pemberitahuan seperti itu setiap tahun, tetapi telah mengeluarkan instruksinya awal tahun ini karena bencana alam, lonjakan harga sayuran dan peningkatan kasus COVID-19 baru-baru ini.
Pernyataan kementerian pada Senin malam mendesak pemerintah setempat untuk melakukan pekerjaan dengan baik dalam memastikan pasokan dan harga yang stabil, dan untuk memberikan peringatan dini dari setiap masalah pasokan.
Baca Juga: Wabah baru COVID-19 di China semakin meluas, melanda 14 provinsi