Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tiongkok telah mengajukan usulan untuk mengadakan pertemuan puncak antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump guna membantu mengakhiri perang Ukraina.
Demikian yang dilaporkan Wall Street Journal (WSJ), mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Melansir Reuters yang mengutip WSJ, menurut sumber di Beijing dan Washington, pejabat Tiongkok dalam beberapa minggu terakhir telah mengajukan usulan kepada tim Trump melalui perantara untuk mengadakan pertemuan puncak antara kedua pemimpin dan memfasilitasi upaya pemeliharaan perdamaian setelah gencatan senjata.
Ketika ditanya tentang laporan surat kabar tersebut pada konferensi pers rutin pada hari Kamis, juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan bahwa ia tidak memiliki informasi untuk diberikan.
Trump mengatakan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah menyatakan keinginan untuk berdamai melalui panggilan telepon terpisah dengannya pada hari Rabu, dan Trump telah memerintahkan pejabat tinggi AS untuk memulai pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Kremlin mengatakan Putin dan Trump telah sepakat untuk bertemu, dan Putin telah mengundang Trump untuk mengunjungi Moskow. Trump mengatakan pertemuan pertama mereka "mungkin" akan segera berlangsung di Arab Saudi.
Baca Juga: Trump: Putin dan Zelenskiy Ingin Damai
"China senang melihat Rusia dan Amerika Serikat memperkuat komunikasi mengenai serangkaian isu internasional," kata Guo Jiakun, juru bicara kementerian luar negeri China.
Dia menambahkan, "Rusia dan Amerika Serikat sama-sama merupakan negara besar yang berpengaruh."
Tidak ada pembicaraan damai Ukraina yang diadakan sejak bulan-bulan awal konflik, yang kini mendekati tahun ketiganya. Pendahulu Trump, Joe Biden, tidak memiliki kontak langsung dengan Putin setelah invasi Rusia.
"China selalu percaya bahwa dialog dan negosiasi adalah satu-satunya cara yang layak untuk menyelesaikan krisis dan selalu bersikeras untuk mempromosikan perdamaian dan dialog," kata Guo.
Guo juga bilang, China mendukung semua upaya yang mendukung penyelesaian krisis secara damai, dan akan terus menjaga komunikasi dengan pihak-pihak terkait dan terus memainkan peran konstruktif dalam mendorong solusi politik untuk krisis tersebut.
China telah berulang kali didesak oleh Barat untuk menggunakan hubungan dekatnya dengan Rusia guna membantu mengakhiri perang.
Baca Juga: Trump Berencana Gunakan Undang-Undang Perdagangan 1930 untuk Terapkan Tarif Balasan
Beijing mengatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam krisis tersebut, tetapi mereka secara konsisten mendorong perundingan damai dengan ketentuannya sendiri.
Dalam rencana perdamaian tahun lalu, China, bersama dengan Brasil, mengusulkan konferensi perdamaian internasional "pada waktu yang tepat" dan menyerukan partisipasi yang setara oleh Ukraina dan Rusia.
Rusia menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina dan telah menuntut Kyiv menyerahkan lebih banyak wilayah dan dibuat netral secara permanen berdasarkan kesepakatan damai apa pun.
Tonton: Berbicara Lewat Telepon, Trump Sebut Putin Setuju Akhiri Perang di Ukraina
Ukraina menuntut Rusia menarik diri dari wilayah yang direbut dan mengatakan Kyiv harus menerima keanggotaan NATO atau jaminan keamanan yang setara untuk mencegah Moskow menyerang lagi.