Sumber: Fox Business | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB), Christine Lagarde, memperingatkan bahwa upaya Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mencampuri independensi Federal Reserve (The Fed) dapat menimbulkan risiko serius, tidak hanya bagi ekonomi AS, tetapi juga bagi perekonomian global.
Dalam wawancara dengan Radio Classique pada Senin (2/9), Lagarde menegaskan bahwa rencana Trump untuk memberhentikan Ketua The Fed Jerome Powell atau Gubernur The Fed Lisa Cook akan menjadi ancaman besar bagi stabilitas ekonomi.
“Jika kebijakan moneter AS tidak lagi independen dan justru bergantung pada kehendak satu orang, maka dampaknya terhadap keseimbangan ekonomi Amerika dan dunia bisa sangat mengkhawatirkan, mengingat AS adalah ekonomi terbesar di dunia,” ujar Lagarde.
Ancaman Pemecatan Powell dan Cook
Trump telah berulang kali mengancam akan memecat Jerome Powell—yang ditunjuknya sebagai Ketua The Fed pada 2017—karena tidak menurunkan suku bunga acuan lebih cepat. Meski belakangan ancaman itu mereda, masa jabatan Powell akan berakhir pada Mei 2026.
Baca Juga: The Fed Umumkan Tingkat Modal Baru untuk Bank Besar, Morgan Stanley Ajukan Banding
Sementara itu, Trump juga tengah berupaya memberhentikan Lisa Cook setelah sekutunya, Direktur Federal Housing Finance Agency Bill Pulte, melayangkan laporan dugaan penipuan hipotek sebelum Cook menjabat.
Namun, Cook belum pernah didakwa secara hukum, dan kini ia menggugat Trump untuk mencegah pemecatannya.
Kasus ini berpotensi bersejarah karena menjadi pertama kalinya dalam sejarah AS seorang presiden mencoba memberhentikan gubernur The Fed yang masih menjabat. Jika berhasil, Trump bisa menunjuk pengganti yang lebih sejalan dengan pandangannya soal pemangkasan suku bunga.
Pentingnya Indepedensi Bank Sentral
Independensi The Fed selama ini dianggap sebagai benteng penting bagi stabilitas ekonomi AS dan dunia. Riset ekonomi menunjukkan, campur tangan politik terhadap bank sentral kerap memicu inflasi lebih tinggi, pelemahan mata uang, hingga penurunan harga saham.
Sepanjang 2025, The Fed menahan diri untuk tidak memangkas suku bunga dalam lima pertemuan terakhir, di tengah ketidakpastian apakah tarif tinggi yang diberlakukan Trump hanya memicu kenaikan harga sementara atau berisiko menimbulkan inflasi yang lebih persisten.
Inflasi dan Data Pasar Tenaga Kerja
Dua indikator inflasi utama AS—Consumer Price Index (CPI) dan Personal Consumption Expenditures (PCE) Index—masih berada di atas target 2% The Fed sepanjang tahun ini. Data terbaru Juli menunjukkan:
-
PCE naik 2,6% (yoy), dengan core PCE naik ke 2,9%.
-
CPI naik 2,7% (yoy), sementara core CPI meningkat 3,1%.
Baca Juga: Emas Cetak Rekor US$3.500 per Ounce, Pasar Tunggu Keputusan Suku Bunga The Fed
Namun, laporan ketenagakerjaan Juli yang lemah memunculkan kekhawatiran terhadap perlambatan pasar tenaga kerja. Dalam konferensi tahunan The Fed di Jackson Hole, Powell memberi sinyal bahwa perubahan risiko terhadap mandat ganda The Fed bisa membuka peluang untuk memangkas suku bunga.
Ekspektasi Pasar Menjelang Pertemuan 17 September
Investor kini menantikan rilis data inflasi Agustus serta laporan ketenagakerjaan pekan ini, yang akan menjadi pertimbangan utama bagi Federal Open Market Committee (FOMC) dalam pertemuan kebijakan moneter pada 17 September mendatang.
Pasar memperkirakan kemungkinan besar akan ada pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan probabilitas 89,7% menurut CME FedWatch Tool, dibandingkan 10,3% peluang suku bunga tetap di level saat ini yaitu 4,25%–4,5%.