Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
PEMBERONTAKAN RUSIA - Direktur CIA AS William Burns mengatakan pada hari Sabtu (1/7/2023) bahwa pemberontakan bersenjata oleh pemimpin tentara bayaran Yevgeny Prigozhin merupakan tantangan bagi negara Rusia yang telah menunjukkan efek korosif dari perang Presiden Vladimir Putin di Ukraina.
Mengutip Reuters, pada minggu ini, Putin berterima kasih kepada tentara dan pasukan keamanan karena mencegah apa yang dia katakan bisa berubah menjadi perang saudara. Dia juga membandingkan pemberontakan itu dengan kekacauan yang menjerumuskan Rusia ke dalam dua revolusi pada tahun 1917.
Selama berbulan-bulan, Prigozhin secara terbuka menghina orang-orang militer paling senior Putin, menggunakan berbagai umpatan kasar dan bahasa gaul penjara yang mengejutkan pejabat tinggi Rusia. Akan tetapi, hal itu tidak dijawab di depan umum oleh Putin.
"Sangat mengejutkan bahwa Prigozhin mendahului tindakannya dengan dakwaan pedas atas alasan palsu Kremlin untuk menginvasi Ukraina dan perilaku kepemimpinan militer Rusia dalam perang," kata Burns dalam kuliahnya di Yayasan Ditchley Inggris - sebuah yayasan nirlaba yang fokus pada hubungan AS-Inggris - di Oxfordshire, Inggris.
Dia menambahkan, "Dampak dari kata-kata dan tindakan itu akan muncul untuk beberapa waktu - pengingat yang jelas akan efek korosif perang Putin terhadap masyarakatnya sendiri dan rezimnya sendiri."
Baca Juga: Tentara Ukraina Diduga Gunakan Ranjau Darat Terlarang dalam Perang
Burns, yang menjabat sebagai duta besar AS untuk Rusia dari 2005 hingga 2008 dan diangkat sebagai direktur CIA pada 2021, menyebut pemberontakan Prigozhin sebagai "tantangan bersenjata terhadap negara Rusia".
Dia mengatakan pemberontakan itu adalah urusan internal Rusia di mana Amerika Serikat tidak akan ambil bagian.
Sejak kesepakatan dicapai seminggu yang lalu untuk mengakhiri pemberontakan, Kremlin berusaha untuk menanggapinya dengan tenang. Putin yang kini berusia 70 tahun lebih memilih mendiskusikan pengembangan pariwisata, bertemu orang banyak di Dagestan, dan mendiskusikan ide-ide untuk pembangunan ekonomi.
Baca Juga: Jenderal Top Rusia Menghilang Pasca Aksi Pemberontakan, Ditangkap oleh Putin?
Rekrutmen CIA
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan pada hari Jumat, Rusia akan muncul lebih kuat setelah pemberontakan yang gagal sehingga Barat tidak perlu khawatir tentang stabilitas kekuatan nuklir terbesar di dunia itu.
Tetapi Burns mengatakan bahwa perang telah menjadi kegagalan strategis bagi Rusia dengan mengungkapkan kelemahan militernya dan merusak ekonomi Rusia selama bertahun-tahun yang akan datang. Sementara aliansi militer NATO tumbuh semakin besar dan kuat.
Burns mengatakan "masa depan Rusia sebagai mitra junior dan koloni ekonomi China" sedang dibentuk "oleh kesalahan Putin."
Dia mengatakan ketidakpuasan di Rusia dengan perang di Ukraina menciptakan kesempatan langka untuk merekrut mata-mata - dan CIA tidak membiarkannya berlalu.
"Ketidakpuasan dengan perang akan terus menggerogoti kepemimpinan Rusia di bawah propaganda negara yang terus-menerus dan represi yang dipraktekkan," kata Burns.
Baca Juga: Putin Mengaku Sengaja Membiarkan Wagner Memberontak
"Ketidakpuasan itu menciptakan peluang sekali dalam satu generasi bagi kami di CIA - inti kami adalah layanan intelijen manusia. Kami tidak akan membiarkannya sia-sia."
Kremlin mengatakan pada bulan Mei bahwa agennya sedang melacak aktivitas mata-mata Barat setelah CIA menerbitkan video yang mendorong orang Rusia untuk melakukan kontak melalui saluran internet yang aman.
Video pendek dalam bahasa Rusia disertai dengan teks itu mengatakan bahwa badan tersebut ingin mendengar dari perwira militer, spesialis intelijen, diplomat, ilmuwan, dan orang-orang yang memiliki informasi tentang ekonomi Rusia dan kepemimpinannya.