kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Corona di Australia bertambah karena staf di dua hotel ini hubungan seks dengan tamu


Senin, 13 Juli 2020 / 06:22 WIB
Corona di Australia bertambah karena staf di dua hotel ini hubungan seks dengan tamu
ILUSTRASI. Corona di Australia bertambah lagi karena ada seks bebas antara staf dengan tamu hotel. REUTERS/Loren Elliott


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID Melbourne. Update virus corona di Australia mencatat banyak penambahan kasus baru. Penambahan kasus baru virus corona di Australia berasal dari kluster baru, yakni dua hotel di Victoria. Diduga banyak tamu di hotel  tersebut yang berhubungan seks dengan staf hotel saat lockdown.

Stasiun tv pemerintah Australia ABC melaporkan, 31 kasus penambahan virus corona di Australia terkait dengan hotel Stamford Plaza di Melbourne. Kasus positif virus corona di Australia lainnya terkait dengan hotel Rydges on Swanston, yang juga berlokasi di ibu kota negara bagian itu. 

Baca juga: Konflik berdarah antar anggota gereja di Afrika Selatan, 5 meninggal 6 luka-luka 

Penyebaran virus corona di dua hotel tersebut karena banyak tamu yang berhubungan seks dengan staf hotel saat lockdown. Ironisnya, peningkatan kasus ini juga dipicu lantaran beberapa pekerja kontrak tidak mengikuti protokol kesehatan saat mengkarantina orang-orang dari kedatangan luar negeri, bahkan berhubungan seks dengan mereka.

Perdana Menteri Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews, pada Kamis (2/7/2020) mengumumkan, pemerintah setempat telah menganggarkan 3 juta dollar AS (Rp 43,1 miliar) untuk menggelar penyelidikan. Sebelumnya dia telah mengatakan, sejumlah kasus baru Covid-19 pada akhir Mei dan awal Juni dapat dikaitkan dengan "pelanggaran aturan program karantina hotel".

Pihak berwenang juga telah memerintahkan sejumlah hotel di seluruh negeri menjadi bagian dari kontrol ketat di perbatasan, guna mengendalikan penyebaran virus corona di Australia.

Siapa pun yang tiba di Australia harus melakukan karantina wajib 14 hari di fasilitas yang dikelola pemerintah. Hanya warga negara Australia dan penduduk tetap yang diizinkan masuk ke "Negeri Kanguru" dengan beberapa pengecualian.

"Sangat jelas bahwa apa yang terjadi di sini benar-benar tidak dapat diterima dan kita perlu tahu persis apa yang terjadi," ujar Andrews dikutip dari CNN Kamis (2/7/2020).

Menurut 9News yang berafiliasi dengan CNN, dugaan pelanggaran yang terjadi termasuk klaim beberapa staf melakukan hubungan seks dengan para tamu yang diisolasi, dan kurangnya pelatihan para penjaga.

Baca juga: Setengah tahun pandemi corona, berikut fakta-fakta dan poin penting virus tersebut 

Seorang penjaga keamanan yang dikontrak hotel mengemukakan, ia hanya menerima pelatihan 5 menit sebelum memulai pekerjaan. Kemudian dalam wawancara dengan Channel Seven yang juga berafiliasi dengan CNN pada Kamis (2/7/2020), Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt mengatakan, "Ada dua kasus di mana tampaknya ada pelanggaran dengan konsekuensi besar."

"Kami akan mendesak pihak berwenang Victoria untuk mencatat mereka jika ada orang-orang atau perusahaan yang berperilaku tidak tepat," imbuhnya.

Baca juga: Orang hilang, ada hadiah US$ 10.000 atau Rp 143 juta bagi yang tahu keberadaannya 

Lonjakan kasus corona di Australia, khususnya di Victoria dalam beberapa pekan terakhir mendorong pemerintah setempat untuk memberlakukan aturan lockdown baru di beberapa wilayah Melbourne. Andrews mengatakan, program karantina juga telah diatur ulang di bawah pengawasan otoritas pengawas penjara negara bagian itu.

(Aditya Jaya Iswara)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gara-gara Staf Berhubungan Seks dengan Tamu, Hotel Ini Jadi Klaster Baru Covid-19", 
 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×