Sumber: Reuters,Kompas.com | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - RIO DE JANEIRO. Brasil mencatat, tambahan infeksi virus corona baru dalam 24 jam terakhir sebanyak 45.048 kasus. Jumat (10/7), Kementerian Kesehatan Brasil juga mengumumkan, ada 1.214 kematian tambahan dalam 24 jam terakhir.
Mengutip Reuters, dengan data tersebut, Negeri Samba sudah mengkonfirmasi 1,8 juta kasus virus corona dengan 70.398 kasus kematian akibat pandemi tersebut.
Kenaikan kasus baru dalam 24 jam tersebut terjadi setelah pelonggaran pembatasan di ibu kota Brasil, Brasilia, dilakukan. Saat ini, jumlah orang yang terinfeksi virus corona di Brasilia lebih tinggi dibandingkan kota-kota lain di Brasil.
Baca Juga: Corona di AS: Pecah rekor lagi, kasus corona baru bertambah 69.000 dalam sehari
Melansir Reuters, per 100.000 orang di Brasilia terkonfirmasi ada 2,133 orang positif terinfeksi virus corona. Menurut data statistik Kementerian Kesehatan, jumlah orang dengan positif virus corona di Brasilia itu 2 kali lebih tinggi dibandingkan kota metropolitan lain di Brasil, seperti Sao Paulo mau pun Rio de Janeiro.
Para ahli mengatakan, capaian jumlah orang positif terinfeksi virus corona di Brasilia adalah akibat dari aturan pembukaan kembali kegiatan usaha, yang prematur.
Gym dan salon kecantikan sudah dibuka kembali pada Selasa (7/7). Sedangkan, bar dan restoran akan kembali beroperasi pada minggu depan, atas keputusan Gubernur Distrik Federal, Ibaneis Rocha.
"Tindakan itu hanya akan membuat ribuan penduduk Brasilia seperti dihukum mati," kata Pakar Kesehatan Masyarakat, Anggota Dewan Kesehatan Kota, Rubens Bias.
Bias menjelaskan, dengan melihat angka kematian karena infeksi virus corona dan sistem rumah sakit yang sudah tidak memadai karena kurangnya unit perawatan intensif (ICU), maka melakukan pembukaan kembali aktifitas normal akan menjadi sangat berisiko.
Bias juga menyalahkan gubernur Brasilia yang tak berdaya dengan tekanan presiden Brasil, Jair Bolsonaro, yang memiliki kebijakan yang keliru.
Bolsonaro sebagai orang nomor satu di Brasil, menghendaki kegiatan usaha di negaranya dibuka kembali untuk menyelamatkan perekonomian dalam negeri. Bolsonaro menganggap dampak ekonomi karena lockdown lebih mengancam daripada risiko kesehatan masyarakat karena pandemi virus corona.
Pada Rabu (8/7), seorang hakim menunda keputusan untuk membuka kembali Brasilia dan pemerintah kota mengajukan banding atas putusan tersebut.
Pada akhirnya, gubernur Brasilia mendeklarasikan lockdown untuk semua, kecuali berbagai aktivitas penting di Ceilandia dan Sol Nascente. Sementara ini, kantor gubernur menolak memberikan komentar atas hasil keputusannya.
Agen pembangunan kota mengatakan, Brasilia telah cukup baik dalam menggencarkan tes diagnostik virus corona kepada penduduknya, dibandingkan yang berjalan di Amerika Serikat, Swiss, atau Austria.
Baca Juga: Corona di Korea: Infeksi Covid-19 baru turun untuk empat hari berturut-turut
Brasilia adalah kota besar di Brasil yang pertama kali menerapkan kebijakan social distancing untuk mengendalikan penyebaran pandemi virus corona, pada Maret lalu.
Saat itu, jumlah kasus yang terjadi cukup terkendali di tengah pandemi global. Namun, para pakar mengatakan bahwa kondisi terkendali itu seketika berubah dengan lonjakan tajam jumlah kasus virus corona, setelah aturan karantina mandiri dicabut.
Atas tekanan kebijakan dari Presiden Brasil Jair Bolsonaro, para walikota dan gubernur di seluruh Brasil melonggarkan perintah karantina mandiri. Bahkan, ketika kasus infeksi virus corona dikonfirmasi meningkat melewati 1,7 juta kasus, dengan hampir 70.000 orang meninggal karena wabah terburuk di dunia, Covid-19. (Shintaloka Pradita Sicca)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dibuka Kembali, Ibu Kota Brasil Langsung Alami Lonjakan Covid-19".