Sumber: Yonhap,Yonhap,Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, hari ini, Kamis (6/8), mengadakan pertemuan dewan kebijakan eksekutif Partai Pekerja dan memerintahkan agar bantuan khusus segera dikirimkan ke kota Kaesong.
Melansir Yonhap, saat ini kota Kaesong sedang berada dalam status lockdown menyusul terdeteksinya kasus infeksi virus corona.
Pekan lalu, Korea Utara mengumumkan keadaan darurat dan mengatakan bahwa mereka akan memberlakukan sistem lockdown di Kaesong. Pemerintah mengklaim bahwa virus corona ini dibawa oleh seseorang baru saja kembali dari Korea Selatan.
Pertemuan hari ini membahas dengan detail mengenai keadaan kota Kaesong yang sepenuhnya terisolasi dan ada dalam keadaan darurat. Kemudian diputuskan bahwa Komite Pusat akan segera mengirimkan pasokan makanan serta bantuan dana ke kota tersebut.
Korea Utara juga memutuskan untuk membentuk departemen baru di dalam Komite Pusat Partai yang nantinya akan bertugas untuk membahas cara-cara yang bisa meningkatkan sistem koordinasi para anggotanya.
Baca Juga: Cegah penyebaran virus corona, para pemimpin Korea Utara sibuk kunjungan
Langkah pencegahan Covid-19 yang diambil Kim Jong Un
Segera setelah kasus Covid-19 teridentifikasi, Korea Utara langsung melakukan sejumlah langkah pencegahan terhadap penyebaran virus corona. Salah satunya adalah memberlakukan lockdown di kota Kaesong sejak akhir bulan lalu.
Tindakan karantina yang ketat dan penyaringan distrik juga sedang berlangsung. Kantor berita KCNA melaporkan, sejumlah test kit, pakaian pelindung, dan peralatan medis dengan cepat dipasok.
Langkah itu diambil setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengumumkan keadaan darurat pada Minggu (26/7) setelah seseorang yang dicurigai terinfeksi virus corona kembali dari Korea Selatan.
Korea Utara telah melaporkan pengujian 1.211 orang untuk virus tersebut pada 16 Juli dengan semua hasil negatifnya kembali, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Reuters. Laporan itu juga disebutkan bahwa 696 warga negara Korea Utara berada di bawah karantina.
Mesin yang digunakan untuk memfasilitasi 1.000 tes telah tiba di Korea Utara, kata WHO. Ada 15 laboratorium yang ditunjuk untuk menguji Covid-19 di negara ini.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara menerima alat tes dan alat pelindung dari WHO dan negara-negara termasuk Rusia, tetapi beberapa di antaranya ditahan di perbatasan karena pembatasan negara itu sendiri.
Korea Utara mengatakan awal bulan ini bahwa mereka telah memulai uji klinis awal pada vaksin untuk virus, tetapi para ahli skeptis. Korea Utara disebut tidak memiliki teknologi atau laboratorium untuk mengembangkan vaksin Covid-19, kata Choi Jung-hun, mantan dokter Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan pada tahun 2012.
Baca Juga: Ini langkah yang dilakukan Korea Utara dalam mencegah penyebaran Covid-19