Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tetapi beberapa staf, tamu, dan jurnalis di acara atau dalam penerbangan tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa mereka belum dihubungi oleh tim medis Gedung Putih.
"Idealnya, siapa pun yang berada di Gedung Putih pada akhir pekan sebelum Trump mengatakan dia terinfeksi harus dikarantina, terutama dalam kasus ini di mana ada cluster yang muncul," kata Jeremy Konyndyk, dari think tank Center for Global Development, yang sebelumnya memimpin tanggapan AS terhadap wabah Ebola.
Pelacak kontak harus mengidentifikasi di mana kelompok kasus yang terinfeksi berada di Gedung Putih, kata Konyndyk, memberi tahu siapa pun yang berada di dekat mereka, dan mencoba menunjukkan "indeks kasus," atau orang yang kemungkinan menyebarkan virus ke semua orang. Kemudian mereka harus mundur untuk mengikuti pergerakan orang itu pada hari-hari sebelumnya, dan memberi tahu orang-orang yang bersama penyebar.
Baca Juga: Makin banyak! Ini lingkaran Gedung Putih yang dinyatakan positif Covid-19
Sebaliknya, beberapa tamu Gedung Putih, pengunjung, dan reporter mengambil alih urusan mereka sendiri.
Pendeta Paul Scalia dari Gereja Katolik St. James di pinggiran kota Virginia, yang menghadiri upacara 26 September di Rose Garden, membuat pengaturan untuk pengujian dan dikarantina segera setelah dia mendengar tentang kondisi presiden pada hari Jumat.
“Minimnya masker dan social distancing pada acara itu menjadi kekhawatiran yang sah, terutama sejak Presiden didiagnosis Covid-19 dan dirawat di rumah sakit,” kata Scalia, putra almarhum Hakim Agung Antonin Scalia.
Baca Juga: Taiwan berharap Trump cepat sembuh agar bisa terus melawan China
Scalia bilang, staf Gedung Putih mengatakan kepadanya bahwa dia dapat melepas maskernya setelah dinyatakan negatif sebelum acara tersebut.