Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China telah memakan korban, yakni para petani AS.
Mengutip Wall Street Journal, Jumat (4/5). sejak awal April, ketika China mengumumkan tarif pada beberapa barang pertanian AS dan mengancam untuk menargetkan orang lain, importir China telah membatalkan pembelian jagung dan memotong pesanan untuk daging babi sementara secara dramatis mengurangi pembelian kedelai baru, menurut data Departemen Pertanian AS.
Pesanan sorgum baru para pengimpor China telah berkurang sementara pembatalan meningkat. "Saat musim panas berlanjut dan jika tidak ada yang diselesaikan, itu akan mulai muncul sebagai lubang yang cukup besar dalam ekspor AS," kata Soren Schroder, kepala eksekutif Bunge Ltd., salah satu pengolah dan pedagang kedelai terbesar di dunia, dilansir dari Wall Street Journal.
Tidak ada tanggal spesifik untuk sebagian besar tarif yang diancam oleh China, dan pejabat senior AS termasuk Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer telah berada di Beijing minggu ini untuk negosiasi.
Bahkan jika kesepakatan tercapai, ketidakpastian yang diciptakan oleh tarif telah membatasi transaksi di beberapa produk yang paling banyak diperdagangkan.
Pertumbuhan ekonomi China yang cepat dan kelas menengah yang terus meningkat telah mempertajam selera nasionalnya untuk daging babi dan daging lainnya, yang membutuhkan sejumlah besar biji-bijian pakan. Pada 2017, China adalah pelanggan terbesar kedua untuk produk pertanian AS, menghabiskan hampir US$ 20 miliar.
Di kedelai, importir yang berbasis di China menunda pesanan baru dari AS, termasuk pembelian di musim gugur ini. Risiko bahwa pengiriman akan menghadapi tarif yang curam pada waktu pengirimannya telah mengarahkan pembeli Cina untuk memesan lebih banyak biji dari pemasok Amerika Selatan, menurut Bunge's Mr. Schroder.
"Jika pasar China ditutup, itu bisa sangat merusak komunitas lokal di seluruh Midwest," Senator Partai Republik dari negara bagian Iowa, Chuck Grassley mengatakan dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Wall Street Journal.
Pembeli China sebelumnya memesan sekitar 255.000 metrik ton kedelai AS selama sepekan yang berakhir 5 April, menurut USDA, tetapi penjualan baru selama sisa bulan April menurun tajam, hanya mencapai sekitar 11.000 metrik ton. Sementara itu, pembeli membatalkan hampir 76.000 metrik ton pesanan selama sebulan.