kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,27   8,88   0.98%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data bocor: Angka kematian Covid-19 Iran tiga kali lebih tinggi dari klaim pemerintah


Senin, 03 Agustus 2020 / 09:18 WIB
Data bocor: Angka kematian Covid-19 Iran tiga kali lebih tinggi dari klaim pemerintah
ILUSTRASI. Suasana Kota Teheran. WANA (West Asia News Agency)/Ali Khara via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Iran diduga menutup-nutupi angka kematian akibat virus corona. Berdasarkan investigasi layanan BBC Persia, jumlah kematian akibat virus corona di Iran hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari apa yang diklaim pemerintah Iran.

BBC mencatat, data pemerintah Iran menunjukkan hampir 42.000 orang meninggal dunia dengan gejala Covid-19 hingga 20 Juli, dibandingkan 14.405 yang dilaporkan oleh kementerian kesehatannya.

Jumlah orang yang diketahui terinfeksi juga hampir dua kali lipat angka resmi: 451.024 dibandingkan dengan 278.827.

Baca Juga: Kuwait melarang penerbangan ke negara-negara yang berisiko tinggi Covid-19

Iran telah menjadi salah satu negara yang terpukul paling parah di luar China.

Dalam beberapa pekan terakhir, jumlah kasus meningkat tajam.

Menurut daftar dan catatan medis yang telah disampaikan kepada BBC, kematian pertama akibat corona di Iran tercatat pada 22 Januari. Ini hampir sebulan sebelum kasus resmi pertama virus corona dilaporkan di sana.

Baca Juga: Untuk pertama kali, Iran tembakkan rudal balistik dari bawah tanah

Sejak wabah virus di Iran, banyak pengamat meragukan jumlah resmi.

Ada penyimpangan dalam data antara tingkat nasional dan regional, yang dibicarakan oleh beberapa otoritas lokal, dan para ahli statistik telah mencoba memberikan perkiraan alternatif.

Tingkat penghitungan yang rendah, sebagian besar disebabkan oleh kapasitas pengujian, terlihat di seluruh dunia. Akan tetapi, informasi yang bocor ke BBC mengungkapkan pihak berwenang Iran telah melaporkan angka harian yang jauh lebih rendah meskipun mereka memiliki catatan semua kematian. Hal ini menunjukkan bahwa angka tersebut sengaja ditekan.

Data dikirim ke BBC oleh sumber anonim.

Data tersebut termasuk rincian penerimaan harian ke rumah sakit di seluruh Iran, termasuk nama, usia, jenis kelamin, gejala, tanggal dan lama periode yang dihabiskan di rumah sakit, dan kondisi mendasar yang mungkin dimiliki pasien.

Sumber itu mengatakan mereka telah berbagi data ini dengan BBC untuk "menjelaskan kebenaran" dan untuk mengakhiri "permainan politik" atas epidemi tersebut.

Tetapi rincian daftar itu sesuai dengan beberapa pasien yang hidup dan sudah meninggal yang sudah diketahui BBC.

Baca Juga: Iran gelar latihan perang di kawasan Teluk, dua pangkalan militer AS siaga tinggi

Perbedaan antara angka resmi dan jumlah kematian pada catatan ini juga cocok dengan perbedaan antara angka resmi dan perhitungan kelebihan mortalitas hingga pertengahan Juni.

Kelebihan kematian mengacu pada jumlah kematian di atas dan di luar apa yang diharapkan dalam kondisi "normal".

Ini yang terungkap

Teheran, ibukota, memiliki jumlah kematian tertinggi dengan 8.120 orang yang meninggal dengan Covid-19 atau gejala yang mirip dengannya.

Kota Qom, episentrum awal virus di Iran, terparah secara proporsional, dengan 1.419 kematian - yaitu satu kematian dengan Covid-19 untuk setiap 1.000 orang.

Baca Juga: Infeksi corona tembus 17 juta, ini 10 negara dengan kasus tertinggi di dunia dan Asia

Perlu dicatat bahwa, di seluruh negeri, 1.916 kematian adalah warga negara non-Iran. Ini menunjukkan jumlah kematian yang tidak proporsional di antara migran dan pengungsi, yang sebagian besar berasal dari negara tetangga Afghanistan.

Tren keseluruhan kasus dan kematian dalam data yang bocor ini mirip dengan laporan resmi, meskipun ukurannya berbeda.

Peningkatan awal kematian jauh lebih curam dari angka Kementerian Kesehatan dan pada pertengahan Maret itu lima kali lipat dari angka resmi.

Tindakan penguncian diberlakukan selama liburan Nowruz (Tahun Baru Iran) pada akhir minggu ketiga bulan Maret, dan ada penurunan kasus dan kematian yang sesuai.

Tetapi karena pembatasan pemerintah berkurang, kasus dan kematian mulai meningkat lagi setelah akhir Mei.

Baca Juga: Gelar latihan perang, Iran tembakkan rudal ke replika kapal induk AS

Yang paling penting, kematian pertama yang tercatat dalam daftar yang bocor terjadi pada 22 Januari, sebulan sebelum kasus pertama virus corona dilaporkan secara resmi di Iran.

Pada saat itu para pejabat Departemen Kesehatan bersikeras mengakui hanya satu kasus virus corona di negara itu, meskipun ada laporan oleh wartawan di Iran, dan peringatan dari berbagai profesional medis.

Baca Juga: Iran menembakkan rudal yang menargetkan replika kapal induk AS di Selat Hormuz

Dalam 28 hari hingga pengakuan resmi pertama pada 19 Februari, 52 orang sudah meninggal.

Sementara itu, pada pekan lalu, kantor berita semi-resmi Iran, ISNA, melaporkan pada Minggu (26/7/2020), obat buatan Iran yang dirancang untuk membantu memerangi virus corona baru akan dijual bebas di dalam negeri hanya dalam kurun waktu tiga minggu.

Mengutip Jerusalem Post, pengumuman itu dibuat oleh Wakil Presiden Iran untuk Sains dan Teknologi Sorena Sattari, selama kunjungan ke taman sci-tech di provinsi Hamadan di Iran tengah.

Selama kunjungan, ia melihat langsung proyek yang dibuat oleh berbagai perusahaan di taman sci-tech, yang katanya sangat penting dalam menahan wabah Covid-19 di negara tersebut.

Menurut Sattari, perusahaan-perusahaan ini telah mampu memenuhi hampir semua kebutuhan domestik untuk peralatan yang diperlukan untuk melawan pandemi yang sedang berlangsung. Iran sangat terpukul oleh pandemi, setelah virus ini menyebar di kota suci Qom dan menciptakan krisis yang parah.

Pada satu titik, Iran adalah salah satu negara yang paling terpukul secara global, bersama Italia, Spanyol dan China.

Namun, Sattari percaya, pemanfaatan inovasi dan pengetahuan teknologi selama periode itu adalah salah satu dari beberapa hal positif yang muncul dari krisis.

"Hampir tidak ada peralatan yang diperlukan untuk memerangi virus corona yang kami impor," katanya, menurut ISNA.

Baca Juga: Mantap! Obat virus corona buatan Iran bakal dijual bebas dalam waktu 3 minggu

Dia menambahkan, "Selama wabah virus corona, perusahaan berbasis pengetahuan memanfaatkan potensi mereka dan memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa bergantung pada impor."

Kebutuhan ini termasuk peralatan yang relatif sederhana seperti masker wajah, serta peralatan yang lebih kompleks seperti ventilator.

"Iran memproduksi masker, peralatan medis, dan ventilator (alat bantu pernapasan buatan) di dalam negeri, dan selama periode ini, bahkan tidak satu pun ventilator, yang memiliki proses manufaktur yang kompleks, telah diimpor ke negara kami," katanya.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×