kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Data Johns Hopkins: Kasus virus corona global melampaui 1 juta kasus


Jumat, 03 April 2020 / 05:52 WIB
Data Johns Hopkins: Kasus virus corona global melampaui 1 juta kasus
ILUSTRASI. Imam memberkati jenazah virus corona di sebuah gereja Italia. REUTERS/Flavio Lo Scalzo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Data yang dihimpun salah satu universitas AS menunjukkan, kasus virus corona global sudah melampaui 1 juta kasus pada hari Kamis (2/4/2020), dengan lebih dari 51.000 kematian. Pandemi itu meledak di Amerika Serikat dan jumlah kematian meningkat di Spanyol dan Italia.

Menurut para peneliti di Pusat Sains dan Teknik Sistem di Universitas Johns Hopkins seperti yang dilansir Reuters, Italia mencatatkan jumlah kematian terbesar dengan mencapai lebih dari 13.900 kasus, baru kemudian diikuti oleh Spanyol. Amerika Serikat memiliki kasus tertinggi yang paling dikonfirmasi dari negara mana pun, dengan lebih dari 235.000 kasus.

Sejak virus ini pertama kali merebak di Tiongkok pada akhir tahun lalu, pandemi ini telah menyebar ke seluruh dunia. Hal mendorong pemerintah global untuk menutup bisnis, maskapai penerbangan darat dan memerintahkan ratusan juta orang untuk tinggal di rumah dengan tujuan mencoba memperlambat penularan.

Baca Juga: Awas, orang bisa menularkan virus corona tiga hari sebelum gejala

Johns Hopkins di Baltimore mengatakan, lebih dari 200.000 orang telah pulih dari penyakit ini. Sementara di Tiongkok, jumlah mereka yang pulih mencapai lebih dari 75.000 orang.

Di tengah langkah-langkah pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menopang ekonomi yang hancur akibat wabah, klaim pengangguran mingguan AS melonjak ke level rekor sebanyak 6,6 juta. Angka itu naik dua kali lipat rekor dari minggu sebelumnya. 

Baca Juga: Momen langka: Palestina dan Israel bersatu mengatasi wabah virus corona

Hal ini memperkuat pandangan ekonom bahwa ledakan lapangan kerja terpanjang dalam sejarah AS mungkin berakhir pada bulan Maret, dan bahwa klaim diperkirakan akan meningkat lebih lanjut.

Rumah sakit New York City tampak kewalahan dan berada di bawah tekanan pada hari Kamis. Mereka berjuang untuk mengobati atau mengubur korban. Sebelumnya, Gubernur New York Andrew Cuomo memprediksi kondisi suram bahwa seluruh negara akan segera menghadapi kesengsaraan yang sama.

Baca Juga: Ekonomi global akan terkontraksi 2,2%, RI diramal selamat dari jurang resesi

Di Spanyol, negara yang mengalami pukulan terkeras, jumlah kematian meningkat menjadi lebih dari 10.000 pada hari Kamis setelah mencatatkan rekor 950 kematian dalam sehari.

Akibat dilakukannya kebijakan penguncian, Spanyol telah kehilangan ratusan ribu lapangan pekerjaan dengan kecepatan rekor sejak dikunci untuk melawan virus korona. Data keamanan sosial Spanyol menunjukkan, sekitar 900.000 pekerja telah kehilangan pekerjaan mereka sejak pertengahan Maret.

Baca Juga: Prancis jadi negara keempat dunia yang tingkat kematian corona tembus 4.000

Muncul untuk pertama kalinya sejak pulih dari virus corona, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock menjanjikan peningkatan sepuluh kali lipat dalam jumlah tes harian virus corona pada akhir bulan setelah pemerintah menghadapi kritik karena gagal meluncurkan pemeriksaan massal untuk kesehatan pekerja dan masyarakat.

Inggris awalnya mengambil pendekatan terkendali terhadap wabah itu. Akan tetapi, Perdana Menteri Boris Johnson, yang dites positif untuk virus itu langsung  mengubah taktik dan menerapkan langkah-langkah jarak sosial yang ketat setelah pemodelan menunjukkan seperempat juta orang di negara itu bisa meninggal dunia.

Baca Juga: Masa inkubasi virus corona rata-rata 5 hari, ini penjelasannya

Di Italia, yang mencapai puncak harian 6.557 kasus baru pada 21 Maret dan menyumbang sekitar 28% dari semua kematian global, angka kematian naik menjadi 13.915 pada hari Kamis. Tapi itu adalah hari keempat berturut-turut di mana jumlah kasus baru tetap dalam kisaran 4.050-4.782. Tampaknya hal ini untuk mengkonfirmasi harapan pemerintah bahwa epidemi telah mencapai puncaknya.

Italia adalah negara Barat pertama yang memperkenalkan larangan gerakan dan aktivitas ekonomi, setelah terlebih dahulu mengkonfirmasi keberadaan virus corona hampir enam minggu lalu.




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×