kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.305   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.832   -37,03   -0,54%
  • KOMPAS100 989   -6,89   -0,69%
  • LQ45 760   -4,16   -0,54%
  • ISSI 222   -0,69   -0,31%
  • IDX30 392   -3,26   -0,83%
  • IDXHIDIV20 456   -5,40   -1,17%
  • IDX80 111   -0,56   -0,51%
  • IDXV30 113   -1,23   -1,08%
  • IDXQ30 127   -0,89   -0,69%

Dedikasi Ekstrem Triliuner Muda Lucy Guo dan Budaya Kerja Intens di Dunia Teknologi


Rabu, 25 Juni 2025 / 05:25 WIB
Dedikasi Ekstrem Triliuner Muda Lucy Guo dan Budaya Kerja Intens di Dunia Teknologi
Generasi Z menyukai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan. Namun, Lucy Guo, triliuner wanita termuda yang merintis usahanya sendiri, mengatakan generasi ini tidak akan membutuhkannya jika mereka menemukan pekerjaan yang mereka sukai.


Sumber: Fortune | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Lucy Guo, pendiri Scale AI yang kini menjadi triliuner pada usia 30 tahun, memicu perbincangan dengan pandangannya tentang keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Menurut Guo, jika seseorang merasa perlu menyeimbangkan keduanya, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka belum menemukan jalur karier yang tepat.

Sebagai figur muda yang membangun kekayaan dari industri teknologi usai keluar dari bangku kuliah, Guo menjalani rutinitas kerja yang sangat padat. 

Ia bangun pukul 05.30 pagi untuk olahraga, lalu langsung memulai aktivitas profesionalnya yang berlangsung hingga tengah malam. 

Baca Juga: Triliuner Muda Lucy Guo Masih Suka Beli Makanan Promo Beli Satu Gratis Satu

Dalam seminggu, ia bisa bekerja hingga 90 jam, dan tak melihat hal itu sebagai pengorbanan, melainkan bentuk kecintaan terhadap pekerjaannya.

Setelah hengkang dari Scale AI, startup yang saham 5% miliknya kini bernilai sekitar US$ 1,2 miliar, Guo kini memimpin Passes, sebuah perusahaan rintisan yang berfokus pada komunitas kreator. 

Meskipun jadwalnya sangat sibuk, ia tetap menyisihkan satu hingga dua jam sehari untuk keluarga dan teman dekat, yang menurutnya harus tetap menjadi prioritas.

Aktivitas hariannya melibatkan berbagai hal: mulai dari promosi, diskusi strategi dengan tim komunikasi, produksi konten podcast, hingga meninjau fitur produk. 

Ia bahkan ikut memantau langsung layanan pelanggan, menetapkan standar tinggi dengan memberi batas waktu hanya lima menit bagi tim untuk merespons keluhan, sebelum ia turun tangan sendiri. Bagi Guo, reputasi dan kualitas layanan adalah kunci agar startup bisa bersaing dengan perusahaan besar.

Baca Juga: Jadi Triliuner di Usia 30 Tahun, Lucy Guo Kerja Keras dari Pagi Hingga Larut Malam

Pandangan Guo mencerminkan filosofi kerja ekstrem "996" yang populer di China, bekerja dari pukul 09.00 hingga 21.00 selama enam hari seminggu. Budaya ini mulai merambah ke ekosistem startup Barat, seiring dengan meningkatnya tuntutan produktivitas dan kecepatan inovasi. 

Beberapa investor seperti Harry Stebbings dari 20VC bahkan mendorong pendiri di Eropa untuk mengadopsi ritme kerja serupa.

Hal senada diungkapkan Martin Mignot dari Index Ventures, yang menilai bahwa pola kerja intens ini secara diam-diam telah menjadi standar baru di industri teknologi global.

Pola serupa juga terlihat di kalangan eksekutif perusahaan besar. CEO Cigna Healthcare Timur Tengah dan Afrika, Leah Cotterill, mengaku bekerja penuh dari Senin hingga Kamis, dan baru melonggarkan jadwal pada hari Jumat. 

Sementara itu, Putri Noura binti Faisal Al Saud, CEO Culture House, menyebut dirinya sebagai pekerja keras yang selalu “aktif 24/7” karena mencintai pekerjaannya.

Baca Juga: Budaya Kerja Positif Bikin Elitery Raih Great Place To Work Certification Indonesia

Tren kerja intensif ini menghadirkan dilema bagi generasi muda yang semakin mengutamakan keseimbangan hidup. Namun, dalam industri yang bergerak cepat seperti teknologi dan kecerdasan buatan, para tokohnya justru mendorong kerja keras sebagai norma. 

Bahkan Sergey Brin, salah satu pendiri Google, dalam sebuah memo internal menyebut bahwa bekerja 60 jam per minggu adalah jumlah ideal bagi mereka yang ingin mencapai kesuksesan di bidang AI.

Selanjutnya: Awas, Pasar Masih Sangat Fluktuatif

Menarik Dibaca: Samsung Z Fold 6 Harga Juni 2025 Jadi Ponsel Lipat Terbaik? Ini Dia Jawabannya




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×