Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelombang protes anti-korupsi di Nepal terus meluas meski pemerintah memberlakukan jam malam tak terbatas di ibu kota Kathmandu. Pada Selasa, ratusan demonstran turun ke jalan meneriakkan slogan menuntut Perdana Menteri K.P. Sharma Oli mundur.
Aksi ini berlangsung sehari setelah bentrokan mematikan pada Senin, yang menewaskan 19 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya. Bentrokan pecah setelah polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah massa yang berusaha menyerbu gedung parlemen.
Pemicu: Larangan Media Sosial
Protes bermula dari kebijakan pemerintah yang memblokir media sosial pekan lalu, termasuk Facebook, dengan alasan platform tersebut belum terdaftar secara resmi. Langkah itu justru memicu kemarahan publik, terutama kalangan muda.
Baca Juga: Nepal Bergejolak! Gen Z Demo Korupsi & Medsos, 19 Tewas
Setelah aksi berubah menjadi kekerasan, pemerintah mencabut larangan tersebut pada Selasa pagi. “Kami sudah menarik penutupan media sosial. Aplikasi sudah kembali berfungsi,” kata juru bicara kabinet, Prithvi Subba Gurung, kepada Reuters.
Gen Z Jadi Penggerak Utama
Demonstrasi ini dikenal sebagai “aksi Gen Z”, dipicu oleh frustrasi kaum muda terhadap praktik korupsi dan minimnya peluang ekonomi di Nepal.
Seorang demonstran, Manjita Manandhar, menyebut generasi muda duduk dalam aksi damai di Maitighar Mandala, dekat kantor perdana menteri. Namun, saksi mata Reuters melaporkan massa juga membakar ban di sepanjang Ring Road yang mengitari Kathmandu.
Pemerintah Hadapi Krisis Politik
Situasi politik semakin genting setelah dua menteri kabinet mengundurkan diri pada Senin malam dengan alasan moral. Oli, yang kini berusia 73 tahun, baru menjabat kembali sebagai perdana menteri untuk keempat kalinya pada Juli 2024.
Dalam pernyataan larut malam, Oli mengaku "sedih atas insiden kekerasan akibat infiltrasi kelompok berkepentingan". Ia berjanji akan memberikan kompensasi kepada keluarga korban tewas serta perawatan gratis bagi yang terluka.
Baca Juga: Malaysia Jadikan Demo Agustus 2025 di Indonesia Pelajaran Jaga Kepercayaan Rakyat
Pemerintah juga membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab insiden dan memberikan rekomendasi dalam 15 hari ke depan.
Reaksi Internasional
India, tetangga dekat Nepal dan rumah bagi ratusan ribu pekerja migran Nepal, menyatakan keprihatinan mendalam. “Sebagai sahabat dekat dan tetangga, kami berharap semua pihak menahan diri dan menyelesaikan isu ini melalui cara damai serta dialog,” tulis Kementerian Luar Negeri India.
Jam malam diberlakukan tanpa batas waktu di wilayah Kathmandu. Semua sekolah dan toko ditutup, sementara pertemuan, demonstrasi, maupun kerumunan publik dilarang.
Di distrik tetangga Lalitpur, pihak berwenang juga menetapkan jam malam hingga tengah malam waktu setempat. Meski begitu, para aktivis menyerukan masyarakat untuk tetap berkumpul dalam acara doa dan belasungkawa bagi korban tewas pada Senin.