CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Di Iran, setiap dua menit ada satu orang meninggal karena Covid-19


Selasa, 10 Agustus 2021 / 12:01 WIB
Di Iran, setiap dua menit ada satu orang meninggal karena Covid-19
ILUSTRASI. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menerima dosis pertama vaksin Covid-19 bertajuk COVIran Barakat, yang dikembangkan oleh konglomerat yang berafiliasi dengan negara, di Tehran, Iran, Jumat (25/6/2021).


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - TEHRAN. Kanal televisi Pemerintah Iran pada Senin (9/8) melaporkan rekor kematian baru akibat Covid-19 dengan mencatat angka 588. Artinya, setidaknya ada satu orang yang meninggal karena Covid-19 setiap dua menit.

Media Pemerintah Iran mengatakan, rumahsakit di beberapa kota telah kehabisan tempat tidur untuk pasien baru Covid-19. Pihak berwenang juga mengakui aturan pembatasan sosial tidak berjalan dengan baik.

Di dunia maya, para pengguna media sosial Iran mengeluhkan lambatnya program vaksinasi negara yang sampai saat ini baru 4% dari total populasi negeri Mullah yang mencapai 83 juta orang.

Kementerian Kesehatan Iran mencatat, hingga saat ini sudah ada 94.603 kematian akibat Covid-19. Sementara jumlah kasus baru meningkat 40.808 dalam 24 jam terakhir menjadi total infeksi di Iran menjadi 4.199.537.

Baca Juga: Lapor ke PBB, Inggris ngotot ada Iran di balik penyerangan kapal tanker Israel

Iran kini menghadapi gelombang kelima serangan virus corona. Seperti banyak negara lain, varian Delta jadi penyebabnya.

"Setiap dua detik satu orang terinfeksi (Covid-19) di Iran dan hampir setiap dua menit satu orang meninggal karenanya," TV Pemerintah Iran melaporkan, seperti dikutip Reuters.

Kanal TV Pemerintah Iran menambahkan, sebagian besar dari 31 provinsi di Iran kini telah berubah statusnya dari tingkat oranye atau risiko rendah menjadi siaga merah.

Menyalahkan sanksi AS

Salah satu penyebab lambatnya program vaksinasi adalah kebijakan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang pada Januari lalu melarang impor vaksin buatan AS dan Inggris.

Khamenei dan jajarannya meyakini, vaksin Covid-19 buatan kedua negara tersebut tidak dapat diandalkan dan malah bisa menyebarkan infeksi.

Baca Juga: AS dan Inggris yakin ada Iran di balik penyerangan kapal tanker Israel



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×