Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendeteksi enam varian baru virus corona yang masuk kategori variant of interest (VoI), selain tiga varian sebelumnya yang lebih menular.
Menurut WHO, semua virus, termasuk virus corona baru atau SARS-CoV-2, berubah seiring waktu yang mengakibatkan kemunculan varian anyar. Sebagian besar tidak berdampak langsung ke kesehatan masyarakat.
Dalam Pembaruan Epidemiologis Mingguan COVID-19 yang terbit 13 April, WHO mengatakan, mereka bekerjasama dengan otoritas nasional, lembaga, dan peneliti, secara rutin menilai varian SARS-CoV-2.
"Menilai varian SARS-CoV-2 yang mengakibatkan perubahan dalam penularan, presentasi klinis dan keparahan, atau jika berdampak pada kesehatan masyarakat dan tindakan sosial," kata WHO.
Baca Juga: Studi terbaru: Jarak dosis lebih dari 21 hari, kemanjuran vaksin Sinovac meningkat
WHO telah menetapkan sistem untuk mendeteksi "sinyal" variants of interest (VoI) atau variants of concern (VoC) potensial, serta peristiwa tidak biasa terkait dengan varian baru.
"Penilaian ini berdasarkan risiko yang ditimbulkan terhadap kesehatan masyarakat global," sebut WHO.
Sejumlah sinyal tersebut saat ini sedang dalam penilaian, dan untuk menentukan VOI atau VOC baru, WHO berkomitmen untuk menyoroti ini guna mendukung prioritas pemantauan dan penilaian lebih lanjut.
Enam varian baru virus corona yang masuk kategori VoI:
- B.1.525 yang pertama kali ditemukan di Inggris dan Nigeria
- B.1.427/B.1.429 yang pertama kali ditemukan di Amerika Serikat
- B.1.1.28.2 alias P.2 yang pertama kali ditemukan di Brasil
- B.1.1.28.3 alias P.3 yang pertama kali ditemukan di Filipina dan Jepang
- B.1.526 with E484K or S477N yang pertama kali ditemukan di Amerika Serikat
- B.1.616 yang pertama kali ditemukan di Prancis