Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pimpinan militer China dan Amerika Serikat (AS) mengadakan pembicaraan tentang komunikasi krisis pada minggu ini, di tengah ketegangan yang meningkat antara dua negara adidaya militer di Laut China Selatan.
Pembicaraan itu, beberapa hari sebelum Pemilihan Presiden AS, terjadi ketika Menteri Pertahanan AS Mark Esper melakukan tur Asia dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo.
Selama kunjungan, keduanya telah mendesak negara-negara untuk bekerjasama dengan AS untuk menghadapi ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh China, sebuah posisi yang dikritik Beijing sebagai mentalitas Perang Dingin dan pola pikir zero-sum.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian mengatakan pada Kamis (29/10), militer China dan AS mengadakan pertemuan lewat konferensi video tentang komunikasi krisis pada 28-29 Oktober.
Baca Juga: Amerika Serikat: Kami pastikan Taiwan tidak diganggu China
Tidak berniat menciptakan krisis militer
Menurut Wu, Esper membantah laporan media tentang Amerika Serikat yang mempelajari rencana untuk menyerang pulau-pulau dan terumbu karang China di Laut China Selatan menggunakan drone MQ-9 jika Pemilihan Presiden AS tidak menguntungkan bagi Presiden Donald Trump.
Esper menegaskan, AS "tidak berniat menciptakan krisis militer dengan China", Wu mengungkapkan.
"Kami mendesak AS untuk menjalankan pembicaraan, menepati janjinya, dan mengambil tindakan untuk mencegah provokasi militer China di udara dan laut," kata Wu yang menambahkan, China akan dengan tegas melakukan serangan balasan jika diprovokasi dengan serangan di laut, seperti dikutip Reuters.
Wu menyebutkan, militer AS dan China akan bertukar pandangan melalui konferensi video tentang bantuan kemanusiaan pada pertengahan November dan mengenai keamanan maritim sebelum akhir tahun.