Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senator Kolombia sekaligus calon presiden, Miguel Uribe, meninggal dunia pada Senin (11/8/2025) dini hari di usia 39 tahun, dua bulan setelah ditembak di kepala saat menghadiri acara kampanye. Kabar duka ini disampaikan oleh pihak Rumah Sakit Fundación Santa Fe, Bogota, yang selama ini merawat Uribe.
Uribe, anggota keluarga politik terkemuka dan legislator dari partai oposisi sayap kanan Democratic Center, ditembak pada 7 Juni 2025 saat berpidato untuk mengamankan pencalonan partainya dalam pemilihan presiden 2026.
Istrinya, Maria Claudia Tarazona, mengumumkan kematian sang suami melalui media sosial. “Aku memohon kepada Tuhan untuk menunjukkan jalan bagaimana hidup tanpamu,” tulisnya. “Beristirahatlah dengan damai, cinta dalam hidupku. Aku akan menjaga anak-anak kita.”
Penembakan Politik Terburuk dalam Dua Dekade
Baca Juga: Tragedi Penembakan di Bangkok, Enam Orang Tewas Termasuk Pelaku
Serangan terhadap Uribe disebut sebagai insiden kekerasan politik terburuk di Kolombia dalam sekitar 20 tahun terakhir. Tragedi ini membangkitkan kenangan kelam pada dekade 1980-an dan 1990-an, ketika empat calon presiden Kolombia dibunuh dalam serangkaian serangan yang dikaitkan dengan kartel narkoba.
Pihak rumah sakit menyatakan bahwa kondisi Uribe memburuk akhir pekan lalu akibat pendarahan pada sistem saraf pusat. Ia dinyatakan meninggal dunia pada pukul 01.56 waktu setempat (06.56 GMT).
Reaksi Tokoh Politik dan Internasional
Mantan Presiden Kolombia, Álvaro Uribe—yang merupakan ketua partai Democratic Center namun tidak memiliki hubungan keluarga dengan Miguel—menulis di platform X: “Kejahatan menghancurkan segalanya; mereka membunuh harapan.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio menyampaikan belasungkawa mendalam. “Amerika Serikat berdiri bersama keluarga Uribe dan rakyat Kolombia, baik dalam berduka maupun menuntut keadilan bagi mereka yang bertanggung jawab,” tulisnya.
Perkembangan Penyelidikan
Hingga kini, enam orang telah ditangkap terkait penembakan tersebut. Jaksa penuntut menyebut dua di antaranya bertemu di Medellin untuk merencanakan pembunuhan.
Pelaku penembakan yang diduga berusia 15 tahun ditangkap hanya beberapa jam setelah kejadian. Dalam video penangkapannya yang diverifikasi oleh Reuters, remaja tersebut mengaku dibayar oleh seorang pengedar narkoba lokal.
Menteri Pertahanan Pedro Sanchez menegaskan komitmen pemerintah untuk menangkap semua pihak yang terlibat. Pemerintah menawarkan hadiah sebesar 3 miliar peso Kolombia (sekitar USD 740.000) bagi siapa saja yang memberikan informasi penting. Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Emirat Arab juga turut membantu penyelidikan.
Baca Juga: Penembakan Israel Tewaskan Sedikitnya 17 Warga Palestina di Lokasi Distribusi Bantuan
Latar Belakang Keluarga dan Karier Politik
Kematian Miguel Uribe menambah daftar panjang tragedi keluarga besarnya. Ibunya, jurnalis Diana Turbay, tewas pada 1991 dalam operasi penyelamatan yang gagal setelah diculik oleh Kartel Medellin pimpinan Pablo Escobar.
Uribe dikenal sebagai politisi muda yang cepat menanjak kariernya. Pada usia 25 tahun, ia terpilih sebagai anggota dewan kota Bogota, di mana ia menjadi oposisi keras terhadap Gustavo Petro—yang saat itu menjabat sebagai wali kota. Ia mengkritik pengelolaan limbah dan program sosial Petro.
Pada pemilu legislatif 2022, Uribe memimpin daftar calon Senat dari partai Democratic Center. Kursinya di Senat sejak penembakan diselimuti bendera Kolombia sebagai tanda penghormatan.
Uribe juga memiliki garis keturunan politik yang kuat. Kakek dari pihak ibu, Julio Cesar Turbay, adalah Presiden Kolombia (1978–1982), sedangkan kakek dari pihak ayah, Rodrigo Uribe Echavarria, pernah memimpin Partai Liberal.
Selain istri, Uribe meninggalkan seorang putra kandung, dua anak tiri, ayah, dan seorang saudara perempuan.