Penulis: Bimo Kresnomurti
KONTAN.CO.ID - Simak profil Miguel Uribe yang ditembak saat sedang kampanye. Nama Miguel Uribe Turbay menjadi salah satu politisi muda Kolombia yang namanya tengah menjadi sorotan publik.
Kiprahnya menjadi sorotan tidak hanya di dunia politik, tetapi karena sejumlah kontroversi yang mengiringinya.
Sebagai senator dari Partai Centro Democrático, Uribe dikenal vokal menyuarakan kritik tajam terhadap pemerintahan Presiden Gustavo Petro dan kebijakan-kebijakan progresifnya.
Baca Juga: Trevor Noah Dikritik Keras Setelah Lecehkan Kolombia di Panggung Grammy 2025
Dengan latar belakang keluarga politik yang berpengaruh serta pengalaman menjabat sebagai Sekretaris Pemerintahan Bogotá, ia tampil sebagai figur penting di barisan oposisi sayap kanan.
Namun, di balik kariernya yang cemerlang, Miguel Uribe juga menuai berbagai kritik karena gaya politiknya yang keras, retorika yang memecah belah, dan pandangan konservatif yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil.
Kontroversi demi kontroversi inilah yang kemudian membuat sosoknya menjadi salah satu figur paling diperbincangkan dalam lanskap politik Kolombia saat ini.
Baca Juga: Harga Minyak Anjlok, Dipicu Pembatalan Ancaman Sanksi Trump Terhadap Kolombia
Profil Singkat & Latar Belakang
Nama: Miguel Uribe Turbay (lahir 28 Jan 1986 di Bogotá, Kolombia)
Pendidikan: Lulus dari Universitas Andes dan Harvard Kennedy School
Karier Politik:
- Ketua DPRD Bogotá (2012–2014); sekretaris pemerintahan Bogotá pada usia 30 tahun (2016–2018)
- Terpilih sebagai senator dari Partai Centro Democrático pada tahun 2022
- Keluarga: Keturunan politik – cucu mantan Presiden Julio César Turbay Ayala dan anak dari jurnalis Diana Turbay yang tewas diculik kartel Escobar tahun 1991
Peristiwa Penting Upaya Pembunuhan
- 7 Juni 2025: Saat berkampanye sebagai calon Presiden di Bogotá (Fontibón), Miguel ditembak tiga kali (dua di kepala, satu paha) oleh seorang remaja 14 tahun
- Kondisi terkini: Dirawat di ICU, sempat dioperasi di Fundación Santa Fe Bogotá, sekarang dalam kondisi “delicate but stable”; motivasi dan dalang serangan masih diselidiki.
- Reaksi nasional & internasional: Dikecam sebagai serangan terhadap demokrasi; Presiden Petro, Menteri Pertahanan, dan tokoh internasional menyatakan dukungan dan meningkatkan keamanan kampanye.
Baca Juga: Kunjungi China, Presiden Brazil Bahas Rencana Pembangunan Pusat Data TikTok
Sisi Kontroversial Miguel Uribe Turbay
1. Retorika Politik yang Keras dan Konfrontatif
Miguel Uribe dikenal dengan gaya politik yang lantang dan tajam dalam mengkritik lawan-lawan politiknya, khususnya Presiden Gustavo Petro dan pemerintahan koalisi sayap kiri.
Ia sering menyebut pemerintahan Petro sebagai “ancaman bagi demokrasi” dan menuduhnya sengaja melemahkan institusi-institusi demokratis Kolombia, seperti Mahkamah Konstitusi, media, dan aparat keamanan.
Di berbagai pidato dan akun media sosial, Uribe menuding Petro:
- Menutup-nutupi pendanaan kampanye ilegal.
- Mendukung kebijakan yang pro-narkoba dengan mendekriminalisasi kelompok bersenjata.
- Membiarkan negara jatuh dalam "kehancuran ekonomi dan ketakutan publik".
Gaya komunikasinya ini sangat disukai oleh basis pendukung konservatif, tetapi juga memicu gelombang kritik dan perlawanan dari kelompok masyarakat sipil, akademisi, hingga media.
Baca Juga: Kantongi Restu Pemegang Saham, Estika Tata Tiara (BEEF) Bagikan Saham Bonus
2. Dituding Elitis dan Tidak Membumi
Lahir dari keluarga elite politik dan media, Miguel Uribe sering dianggap sebagai "anak emas" politik Kolombia. Ia adalah cucu dari mantan Presiden Julio César Turbay dan anak dari jurnalis terkenal Diana Turbay, yang terbunuh dalam penyanderaan oleh kartel narkoba pada 1991.
Kritikusnya menyebut bahwa pandangan-pandangan Miguel sering kali tidak merepresentasikan realitas kehidupan rakyat biasa Kolombia. Misalnya, ia pernah membuat pernyataan tentang etos kerja orang Kolombia yang dianggap merendahkan, dengan menyinggung bahwa "banyak orang ingin hidup tanpa kerja keras, hanya mengandalkan subsidi dari negara".
Pernyataan itu memicu kemarahan di media sosial dan menjadikan namanya viral, tetapi dalam konteks negatif. Ia dituduh tidak memahami kondisi warga miskin dan pekerja informal yang justru menjadi mayoritas pemilih di Kolombia.
Baca Juga: Hubungan Retak! Donald Trump Putuskan Ikatan Politik dengan Elon Musk
3. Kebijakan Keamanan ala “Iron Fist”
Uribe sangat vokal dalam mendukung kebijakan “tangan besi” terhadap kriminalitas dan kelompok bersenjata ilegal. Ia mendorong pelibatan militer lebih besar dalam keamanan domestik dan menentang keras proses damai dengan FARC dan ELN (kelompok gerilya bersenjata), yang dinilai justru memperlemah penegakan hukum.
Slogan kampanyenya “Zero Impunidad” (Tanpa Ampun) menggaungkan pendekatan hukum keras terhadap kriminal, tetapi juga membuatnya dianggap terlalu represif oleh organisasi HAM. Kelompok pegiat hak asasi menuding pendekatannya bisa membuka jalan bagi pelanggaran hak sipil dan militerisasi kehidupan sipil.
Baca Juga: Trump Kerahkan Garda Nasional untuk Kendalikan Demonstrasi di Los Angeles
4. Hubungan dengan Tokoh-Tokoh Politik Kanan Ekstrem
Miguel Uribe beraliansi erat dengan mantan Presiden Álvaro Uribe Vélez (yang tidak memiliki hubungan keluarga langsung), tokoh konservatif yang juga kontroversial karena banyak kasus pelanggaran HAM selama pemerintahannya.
Sebagai anggota Partai Centro Democrático, Miguel Uribe sering dituduh menjadi bagian dari "politik warisan" yang mencoba melanggengkan elite politik lama.
Dalam konteks sosial-politik Kolombia yang semakin progresif dan anti-korupsi, hal ini membuatnya menjadi target dari kalangan muda dan gerakan reformis.
Demikian profil dan kontroversi Miguel Uribe yang sedang menjadi perbincangan dunia.
Tonton: Trump-Xi Jinping Teleponan 1,5 Jam Bahas Perang Tarif, Akan Ada Pembicaraan Lanjutan