kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Di tengah perang dagang, China gandeng Exxon untuk kurangi pemakaian batubara


Selasa, 23 April 2019 / 16:13 WIB
Di tengah perang dagang, China gandeng Exxon untuk kurangi pemakaian batubara


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. China memalingkan perhatian kepada ExxonMobil untuk membantu mengurangi ketergantungan batubara guna mendorong penggunaan energi yang lebih bersih. 

Dilansir dari CNN, di tengah ketegangan hubungan perdagangan antara Washington dan Beijing, Exxon mengumumkan perjanjian untuk mengirim gas alam cair ke China selama 20 tahun.

Kesepakatan itu mengikat Zhejiang Provincial Energy Group untuk membeli 1 juta metrik ton LNG per tahun dari Exxon yang merupakan perusahaan energi terbesar di Amerika. Namun Exxon tidak menyebutkan apakah LNG yang akan dikirim ke China akan berasal dari Amerika Serikat atau negara lain.

Di sisi lain, pengaturan waktu dari perjanjian ini patut dicatat. China memberlakukan tarif sebesar 10% untuk LNG dari AS pada bulan September tahun lalu sebagai bagian dari perang dagang antara dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut. 

Tarif tetap berlaku bahkan ketika ketegangan di antara keduanya telah mereda dan para pejabat China dan As telah mencoba untuk membuat terobosan perjanjian baru.

Meskipun ukuran pembeliannya relatif kecil, Exxon memuji kesepakatan LNG sebagai tonggak penting dalam komitmen jangka panjangnya berbisnis dengan China.

"Kontrak Exxon tersebut menjadi lebih penting karena faktor pembeli daripada hanya sekedar volume," kata Ira Joseph, Kepala analis energi di S&P Global Platts.

Jika bukan karena perang dagang, Amerika Serikat dan Cina tampaknya akan sangat cocok. Kenaikan harga shale gas telah mendorong industri gas alam di Amerika Serikat. Hal ini juga mendorong pelaku usaha untuk mengekspor lebih banyak LNG.

Amerika Serikat adalah pengekspor LNG yang tumbuh paling cepat di dunia. Negara tersebut kini duduk di urutan ketiga di belakang Qatar dan Australia. Pada tahun 2022, Amerika Serikat diramal bisa merebut posisi puncak.

Di sisi yang lainnya, China adalah importir LNG yang tumbuh paling cepat di dunia. Bahan bakar yang lebih bersih makin populer di negara tersebut di tengah upaya China menutup mengurangi penggunaan batubara yang telah berkontribusi terhadap peningkatan polusi.

"Dengan mengganti batubara dengan LNG, China berusaha membantu meringankan masalah lingkungan yang mereka alami," kata Joseph.

Selain itu China juga sangat mengandalkan tenaga surya dan angin sebagai alternatif energi yang lebih bersih, dan terkadang lebih murah, ketimbang batubara.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×