Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - ALASKA. Bandara Anchorage, bandara terbesar di Alaska, ditutup sementara pada Sabtu (2/5) untuk lalu lintas masuk karena ancaman bom terhadap penerbangan kargo China Airlines yang menuju Asia.
Mengutip Reuters, pesawat kargo dialihkan ke Bandara Internasional Ted Stevens Anchorage setelah meninggalkan Seattle, kata pejabat bandara. Usai pencarian lebih lanjut, ternyata tidak ada bom yang ditemukan dan bandara dibuka kembali sesaat sebelum tengah hari, kata para pejabat.
Pesawat yang mendapat ancaman pun telah digeledah di bagian bandara yang aman dan terpencil, kata bandara itu dalam sebuah pernyataan, dengan Biro Investigasi Federal dan Departemen Kepolisian Anchorage.
Baca Juga: Ledakan bom tewaskan 40 warga sipil di Suriah utara
"Setelah penyelidikan yang ekstensif, tidak ada alat peledak yang ditemukan," kata polisi dan pemadam kebakaran bandara dalam sebuah pernyataan.
"Investigasi di bandara telah selesai, bagaimanapun, penyelidikan ke sumber ancaman terus berlanjut. FBI tidak percaya ada ancaman yang berkelanjutan untuk komunitas kami sebagai akibat dari insiden ini."
The Anchorage Daily News mengatakan, pesawat itu menuju ke Taipei, Taiwan dan ancaman itu telah dipanggil ke Pelabuhan Seattle, mengutip seorang juru bicara FBI yang mengatakan para penyelidik masih berusaha untuk menentukan sumber ancaman tersebut.
Bandara Anchorage adalah salah satu dari lima pusat kargo udara dunia. Bahkan bandara ini berada di peringkat kedua di AS untuk berat kargo darat. Dan menempati urutan ke 58 dalam perjalanan penumpang di antara bandara AS.
Baca Juga: Iran pamer drone yang dapat mencapai Israel, ancaman meningkat
Sementara penerbangan penumpang telah dibatasi secara tajam selama pandemi virus corona, operasi kargo udara dianggap oleh negara sebagai hal yang esensial dan terus berlanjut.
Penerbangan yang tidak bisa mendarat di Anchorage pada Sabtu pagi disarankan untuk mempertimbangkan pengalihan ke bandara di Fairbanks, pusat kargo lainnya.
