Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Sayangnya hal semacam itu tak cuma terjadi di satu tempat. Di Maricopa County Arizona, Pemda yang telah memprioritaskan para pekerja medis untuk divaksin pertama juga kecolongan. Seorang dokter di sana mengaku penjadwalan vaksin yang mestinya terbatas buat kalangan medis justru dibuka untuk umum secara diam-diam.
Sementara di New York, seorang dokter yang sehari bisa melakukan tes terhadap sepuluh pasien diduga postif Covid-19 bahkan sampai kini belum mendapatkan jadwal vaksin. “Sangat menyedihkan, selama pandemi ini saya tak pernah merasa sangat dipinggirkan hingga saat ini,” ungkapnya.
Adapun seorang dokter di Northwell menjelaskan bahwa pihak rumah sakit bahkan tak memberikan informasi yang transparan. “Mereka cuma bilang tunggu giliranmu. Saat kamu sudah dijadwalkan, kamu akan mendapat vaksin,” sambungnya.
Baca Juga: Hindari penyebaran varian baru virus corona, Filipina perluas larangan perjalanan
Sementara ia justru sering menemukan misalnya seorang radiologis yang bahkan bisa bekerja dari rumah dan sama sekali tak pernah bertemu pasien positif sudah diberikan vaksin.
Namun ini kembali dibantah oleh Chief Quality Officer Northwell Mark Jarret yang menjelaskan bahwa indikator pemberian vaksin tak cuma diberikan kepada mereka yang paling banyak terpapar pasien positif.
“Misalnya sebuah rumah sakitnya dua radiologis, mengingat ada potensi efek samping kami tak akan memberikan vaksin kepada dua orang tersebut secara bersamaan. Kami memastikan tak akan melakukan vaksin terhadap satu unit dalam satu waktu,” ujarnya.
Jarrett memang mengaku sistem distribusi saat ini memang masih jauh dari kata sempurna. Sekaligus mengakui bahwa para garda terdepan yang melakukan kontak langsung dengan pasien positif memang cenderung mengalami peningkatan stress.