Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Niat Thailand untuk membeli jet tempur F-35 harus pupus setelah AS menolak untuk menjualnya karena alasan masalah pelatihan dan persyaratan teknis.
Kegagalan transaksi besar ini diumumkan oleh Angkatan Udara Thailand pada hari Kamis (25/5). Dijelaskan bahwa Thailand dianggap tidak memenuhi syarat terkait kemampuan teknis hingga pemeliharaan.
"Penjualan pesawat tempur F-35 tunduk pada kondisi yang mencakup kendala waktu, persyaratan teknis dan kompatibilitas pemeliharaan. Oleh karena itu, AS tidak dapat menawarkan penjualan tersebut," kata juru bicara Angkatan Udara Thailand, Prapas Sorchaidee, dikutip Reuters.
Baca Juga: Iran Sukses Uji Coba Rudal Balistik Khaibar, Diklaim Memiliki Jangkauan 2.000 Km
Thailand sebenarnya telah menyisihkan anggaran hingga 13,8 miliar baht, atau sekitar US$ 407,68 juta, untuk membeli jet tempur generasi tersebut. Jet tempur F-35 akan dihadirkan untuk menggantikan F-5 dan F-16 yang juga buatan AS.
Militer Thailand telah melirik hingga delapan unit jet F-35 sebagai target belanja mereka.
"Angkatan udara masih akan mengganti jet F-16 dan AS telah menawarkan model F-15 dan F-16 yang ditingkatkan, yang dapat ditransfer lebih cepat," lanjut Prapas.
Baca Juga: Kapal Induk Terbesar di Dunia Milik AS, USS Gerald R. Ford, Tiba di Norwegia
Kedekatan Militer Thailand dan AS
Keyakinan Thailand untuk bisa mendapatkan jet tempur F-35 cukup tinggi, mengingat negara ASEAN ini telah ditetapkan sebagai Sekutu Utama Non-NATO oleh AS pada tahun 2003.
Ketertarikan Thailand terhadap F-35 bukan tanpa alasan. Pesawat ini telah diakui secara luas sebagai salah satu pesawat tempur tercanggih di dunia.
AS juga dianggap sangat selektif dalam memilih pembeli. Untuk kawasan Indo-Pasifik, sejauh ini AS hanya menjualnya ke sekutu terdekat seperti Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.
Baca Juga: Mengintip Sederet Kemampuan Jet Tempur F-16 yang Jadi Incaran Ukraina
Selain F-5 dan F-16 buatan AS, saat ini Thailand juga memiliki 12 jet tempur JAS-39 Gripen buatan perusahaan Swedia, Saab. Banyak di antaranya telah beroperasi selama beberapa dekade.
Militer Thailand telah menggunakan teknologi AS sejak era Perang Vietnam, di mana mereka menampung personel angkatan udara dan angkatan laut AS.
Selama bertahun-tahun Thailand juga menjadi tuan rumah latihan militer gabungan tahunan dengan AS bernama Cobra Gold.
Sayangnya, kedekatan hubungan itu sempat terganggu oelhk udeta militer Thailand terhadap pemerintah terpilih pada tahun 2006 dan 2014. AS juga khawatir pemerintahan yang baru akan lebih dekat dengan rivalnya, China.