Sumber: Harian KONTAN, 5 Januari 2012 | Editor: Catur Ari
Awal karier Do Won Chang, yang menduduki posisi ke-88 dalam daftar orang terkaya dunia versi majalah Forbes 2011, seperti kisah dongeng. Jalan hidupnya merupakan impian ribuan imigran yang berhasil hidup kaya raya di Amerika Serikat. Meski harus menghadapi krisis global di tahun 2009, Chang malah bertekad melakukan ekspansi bisnis lebih besar lagi. Dalam membangun bisnis, dia mengandalkan anggota keluarganya yang terjun langsung dalam pengelolaan.
Kesukesan Do Won Chang membangun brand Forever 21 dilalui dengan penuh lika-liku. Perintis usaha itu membutuhkan waktu bertahun-tahun agar sukses sambil terus mengenali produk yang akan dijualnya.
Sebelum memiliki karier cemerlang di Amerika dan beraset US$ 3,6 miliar, Do Won Chang hanyalah seorang pekerja biasa di sebuah toko kopi dan jus di Seoul, Korea Selatan. Sedangkan istrinya, Ji Sook, merupakan seorang penata rambut. Tak puas dengan pekerjaan itu, pada tahun 1981 dan ketika berusia 18 tahun, Chang dan istrinya hijrah ke AS untuk meraih 'American Dream'.
Berbekal pendidikan SMA, Chang berusaha mewujudkan impian jadi orang superkaya yang memiliki mobil Mercy dan BMW. "Saya menyadari kalau orang yang mengendarai mobil mewah itu memiliki bisnis garmen," ungkap dia, seperti dikutip LA Times.
Alhasil, berbekal pemikiran itu, tiga tahun setelah tiba di Amerika Serikat, Chang dan Jin Sook mendirikan toko pertamanya seluas 84 meter persegi di kawasan Higland Park, Los Angeles, Amerika Serikat.
Modal pendirian toko yang diberi nama Fashion 21 itu didapatnya dari upah bekerja serabutan di tiga pekerjaan sekaligus. Yaitu, pegawai kebersihan gedung, karyawan penjual bensin, dan pelayan toko kopi.
Tak berapa lama sejak pendirian toko pertamanya, Chang sukses mengembangkan usahanya. Target pasar yang semula hanya komunitas Korea-Amerika mulai meluas hingga orang dari etnis dan kewarganegaraan lain. Mengutip Businessweek, pada akhir tahun penjualannya, Fashion 21 mencatatkan kenaikan penjualan dari US$ 35.000 menjadi US$ 700.000.
Chang kemudian berekspansi mendirikan gerai baru setiap enam bulan. Bersamaan dengan itu, merek dagangnya pun diubah menjadi Forever 21. Perubahan merek itu berdasarkan pertimbangan perluasan segmen pasar.
Pada 1989, Chang membuka gerai ke-11. Toko ini merupakan gerai pertamanya yang berlokasi di sebuah mal di kota Panorama, California. Forever 21 menjelma dari sebuah toko seluas 84 meter persegi (m2) menjadi gerai besar berukuran 460 m2. Sejak saat itu, Chang mengelola jaringan fesyen di setiap mal terbesar di California.
Pada 1995, Chang merilis proyek pertamanya di luar California, tepatnya pada sebuah mal di kawasan Miami. Penambahan gerai yang konsisten setiap enam bulan membuat Chang memiliki 40 toko pada akhir tahun 1997.
Dia pun tak sekadar berjualan di mal. Chang mendirikan prototype tokonya di Northridge Fashion Center. Alhasil, Forever 21 kini memiliki konsep toko sendiri. Dengan berjalannya waktu, Chang memperluas area tokonya hingga 840 m2 per toko di sejumlah titik strategis mal ternama.
Meski berbisnis di Amerika, usaha Chang tak kebal oleh amuk krisis ekonomi 2009. Dia harus menutup tujuh gerainya. Meski begitu, Forever 21 masih mencatat kenaikan pendapatan tahun itu. Tercatat, pendapatan di 2009 sebesar US$ 2,3 miliar, dari sebelumnya US$ 1,7 miliar.
Chang memilih bertahan dan melakukan ekspansi. Awal 2010, dia membuka dua gerai berukuran besar sekitar 7.900 m2 di California. Proyek itu jadi penanda pendirian departement store.
Chang mendelegasikan bisnisnya pada orang yang bisa dipercaya. Dia memilih menempatkan anggota keluarganya untuk mengelola Forever 21. Dua anak perempuannya mengatur pemasaran serta grafis dan tampilan produk. Sementara istrinya dipercayainya sebagai kepala urusan pelanggan.
Kolaborasi keluarga itu akhirnya sukses membuat Chang menjadi imigran sukses yang kaya raya di negara adidaya.
(Bersambung)