Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO. OpenAI, perusahaan di balik chatbot populer ChatGPT tengah berdiskusi terkait penjualan saham dan memungkinkan karyawan mencairkan saham mereka. Menurut sumber Reuters, penjualan ini berpotensi meningkatkan valuasi OpenAI hingga US$ 500 miliar.
Jika terealisasi, valuasi saham OpenAI melonjak luar biasa dari valuasi saat ini sebesar US$ 300 miliar. Peningkatan ini mencerminkan pesatnya pertumbuhan pengguna, pendapatan, meningkatnya persaingan di sektor kecerdasan buatan, terutama dalam menarik talenta terbaik.
"Transaksi ini akan dilakukan sebelum penawaran umum perdana (IPO) dan akan memberi kesempatan kepada karyawan serta mantan karyawan untuk menjual saham mereka senilai beberapa miliar dollar AS," ujar sumber Reuters. Investor yang sudah ada di OpenAI seperti Thrive Capital, dikabarkan sedang berdiskusi untuk ikut serta dalam penjualan saham karyawan ini. Thrive Capital menolak memberi komentar.
Sementara itu, OpenAI juga sedang menyiapkan restrukturisasi korporat besar-besaran yang akan mengubah model perusahaan dari berbasis laba terbatas menjadi model yang lebih fleksibel, membuka jalan bagi IPO di masa depan. Namun, Chief Financial Officer OpenAI Sarah Friar pada Mei mengatakan IPO baru akan dilakukan saat perusahaan dan pasar siap.
Rencana penjualan saham ini muncul setelah putaran pendanaan utama yang diumumkan awal tahun ini. Di mana OpenAI akan mengumpulkan dana US$ 40 miliar dipimpin SoftBank Group. SoftBank. Penggalangan dana ini memiliki batas waktu hingga akhir tahun untuk memenuhi komitmen pendanaan senilai US$ 22,5 miliar.
Berkat produk ChatGPT, OpenAI berhasil melipatgandakan pendapatan dalam tujuh bulan tahun ini. Pendapatan tahunan (annualized run rate) OpenAI mencapai US$ 12 miliar, dan akan menembus US$ 20 miliar di 2025. OpenAI kini memiliki 700 juta pengguna aktif mingguan dari 400 juta di Februari 2025