Sumber: Yonhap,The Guardian,Yonhap | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Penyedia vaksin terdiri dari perusahaan domestik dan asing, antara lain GC Pharma, SK Bioscience, Korea Vaccine, Boryung Biopharma Co Ltd, bersama dengan Sanofi Prancis.
Mereka menyediakan program gratis vaksin dan layanan berbayar yang bersama-sama bertujuan untuk memvaksinasi sekitar 30 juta orang warga Korsel dari total populasi 52 juta orang.
Dari 25 korban tewas, 10 menerima produk dari SK Bioscience, masing-masing lima dari Boryung dan GC Pharma, satu dari Vaksin Korea dan empat dari Sanofi.
Keempat perusahaan domestik tersebut menolak berkomentar, sementara Sanofi tidak segera membalas permintaan komentar.
Baca Juga: Meski sudah 25 orang meninggal, program vaksinasi flu di Korea Selatan jalan terus
Belum jelas apakah ada vaksin yang dibuat di Korea Selatan yang diekspor, atau apakah yang dipasok oleh Sanofi juga digunakan di tempat lain.
Yonhap memberitakan, para ahli berbeda pendapat mengenai apakah warga Korsel harus melakukan suntikan flu pada saat ini, ketika anga kematian yang dicurigai terus meningkat secara nasional dalam waktu yang relatif singkat.
Asosiasi Medis Korea (KMA) mengatakan pemerintah harus mempertimbangkan untuk menunda program vaksinasi flu nasional selama sekitar satu minggu. Akan tetapi, Masyarakat Vaksin Korea bersikeras bahwa penyuntikan perlu dilanjutkan karena tidak ada hubungan sebab akibat antara vaksin dan kematian baru-baru ini yang telah dikonfirmasi.
Baca Juga: Jumlah warga Korsel yang meninggal bertambah usai mendapat vaksin flu
"Kami setuju bahwa vaksinasi flu harus dilanjutkan," kata Min Yang-ki, seorang pejabat KMA. "Kami tidak meminta pemerintah untuk sepenuhnya menghentikan vaksinasi, tetapi untuk sementara menangguhkannya selama sekitar satu minggu untuk mengetahui penyebab pastinya."