kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dokumen bocor: Staf PBB di Afganistan diancam dan dipukul Taliban


Kamis, 26 Agustus 2021 / 07:40 WIB
Dokumen bocor: Staf PBB di Afganistan diancam dan dipukul Taliban
ILUSTRASI. Dokumen PBB yang bocor ke publik menunjukkan, Taliban mengancam dan memukul staff PBB di Afganistan. REUTERS/Mike Segar


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK/LONDON. Dokumen keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bocor ke publik menunjukkan, Taliban menghentikan seorang anggota staf PBB di Afghanistan ketika ia mencoba mencapai bandara Kabul pada Minggu (22/8/2021). Mereka menggeledah kendaraannya dan menemukan kartu identitas PBB-nya. Kemudian mereka memukulinya.

Tak hanya itu, melansir Reuters, pada hari Senin (23/8/2021), tiga pria tak dikenal mengunjungi rumah anggota staf PBB lainnya yang sedang bekerja pada saat itu. Mereka bertanya kepada putranya di mana ayahnya, dan menuduhnya berbohong: "Kami tahu lokasinya dan apa yang dia lakukan."

Insiden-insiden itu termasuk di antara lusinan yang terkandung dalam dokumen keamanan internal PBB yang dilihat oleh Reuters yang menggambarkan ancaman terselubung, penjarahan kantor-kantor PBB dan penganiayaan fisik terhadap staf sejak 10 Agustus, tak lama sebelum Taliban berkuasa.

Sementara gerakan militan Islam telah berusaha untuk meyakinkan Afghanistan dan kekuatan Barat bahwa mereka akan menghormati hak-hak rakyat. Namun, laporan adanya aksi pembalasan telah merusak kepercayaan, paling tidak di antara mereka yang terkait dengan organisasi asing.

Baca Juga: Ini 3 syarat khusus bagi penerima vaksin Moderna

Taliban tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari daftar insiden PBB.

Kelompok itu mengatakan akan menyelidiki pelanggaran yang dilaporkan, dan juga mendorong organisasi bantuan internasional untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Dikatakan pada minggu ini, bahwa Taliban akan menerima bantuan itu selama hal tersebut tidak digunakan sebagai sarana pengaruh politik atas Afghanistan.

PBB mengatakan tidak akan mengomentari dokumen keamanan yang bocor.

Baca Juga: Dua atlet Paralimpiade Afghanistan dievakuasi, saat ini berada di tempat aman

"Pihak berwenang yang bertanggung jawab di Kabul bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan staf dan tempat PBB. Kami tetap berhubungan dengan mereka dalam hal itu," jelas Juru bicara PBB Stephane Dujarric.

PBB telah merelokasi sekitar sepertiga dari 300 staf asing yang dimilikinya di Afghanistan ke Kazakhstan. PBB juga menekankan bahwa mereka ingin mempertahankan kehadirannya untuk membantu rakyat Afghanistan.

Ada sekitar 3.000 staf PBB Afghanistan yang masih berada di negara itu. Seorang juru bicara PBB mengatakan, badan dunia itu telah melakukan kontak dengan negara-negara lain untuk mendesak mereka memberikan visa atau mendukung relokasi sementara beberapa dari mereka.

Ribuan orang telah meninggalkan Afghanistan sejak Taliban memasuki Kabul pada 15 Agustus, dengan menaiki penerbangan militer dan komersial dari ibukota di mana bandara telah menjadi tempat kekacauan yang mematikan.

Baca Juga: Biden percepat evakuasi, Taliban minta AS tidak mendesak insinyur dan dokter pergi

Beberapa warga merasa takut Afganistan kembali ke penegakan brutal Taliban atas hukum Islam yang ketat saat terakhir kali mereka memerintah. Ketika itu, Taliban melarang perempuan bekerja dan anak perempuan untuk bersekolah.

Sementara, sejumlah warga lainnya, termasuk mereka yang bekerja di bidang advokasi dan hak asasi manusia, percaya bahwa mereka bisa menjadi target pembalasan setelah sejumlah orang tewas dalam dugaan serangan Taliban yang ditargetkan pada tahun lalu.

Dalam bahaya

Seorang wanita Afghanistan, yang telah bekerja untuk PBB selama beberapa tahun, mengatakan kepada Reuters bahwa dia merasa ditinggalkan.

"Setiap wanita yang saya kenal memiliki ketakutan yang sama seperti saya. Apa yang sekarang akan terjadi pada anak-anak kita jika kita dihukum karena pekerjaan kita? Apa yang akan terjadi pada keluarga kita? Apa yang akan mereka lakukan pada kita sebagai wanita?" katanya, berbicara dengan syarat anonim.

Baca Juga: Putin: Militer Rusia tidak akan ikut campur ke dalam konflik di Aghanistan

Dalam pesan video kepada staf di Afghanistan pada hari Selasa, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia tertekan oleh laporan bahwa beberapa anggotanya telah mengalami pelecehan dan intimidasi.

"Kami melakukan segala daya kami, yaitu melalui keterlibatan permanen dengan semua aktor terkait, dan akan terus melakukannya untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan Anda, dan untuk menemukan solusi eksternal di mana mereka dibutuhkan," kata Guterres.

Penilaian risiko PBB pada 21 Agustus, yang dilaporkan oleh Reuters pada hari Selasa, mengatakan "tidak ada komando dan kontrol yang koheren" di dalam Taliban.

Seorang pekerja Afghanistan PBB, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters bahwa dia mengetahui setidaknya 50 staf Afghanistan yang diperingatkan atau diancam oleh Taliban. Dia menambahkan: "Staf nasional PBB yang berada di bawah ancaman langsung serius dari Taliban harus dievakuasi."

Baca Juga: Kantor-kantor PBB di Afghanistan dibobol dan dijarah pasukan Taliban

Seorang wanita Afghanistan yang bekerja di PBB telah pindah rumah bersama suami dan putrinya yang berusia 3 tahun dalam 10 hari terakhir. Beberapa tetangganya tahu dia bekerja di PBB, dan dia khawatir mereka akan memberi tahu Taliban.

Dia memiliki visa untuk negara tetangga, tetapi frustrasi karena PBB tidak membantunya mengungsi.

"Kami mengharapkan seluruh sistem PBB untuk membantu kami. Kami benar-benar mengharapkan itu," kata wanita itu. "Kami dalam bahaya. Dan jika kami tidak bisa bekerja, siapa yang akan menjangkau masyarakat?"

Selanjutnya: Kekhawatiran akan kembangkitan Al-Qaeda pasca Taliban kuasai Afganistan mengemuka



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×