Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
PBB telah merelokasi sekitar sepertiga dari 300 staf asing yang dimilikinya di Afghanistan ke Kazakhstan. PBB juga menekankan bahwa mereka ingin mempertahankan kehadirannya untuk membantu rakyat Afghanistan.
Ada sekitar 3.000 staf PBB Afghanistan yang masih berada di negara itu. Seorang juru bicara PBB mengatakan, badan dunia itu telah melakukan kontak dengan negara-negara lain untuk mendesak mereka memberikan visa atau mendukung relokasi sementara beberapa dari mereka.
Ribuan orang telah meninggalkan Afghanistan sejak Taliban memasuki Kabul pada 15 Agustus, dengan menaiki penerbangan militer dan komersial dari ibukota di mana bandara telah menjadi tempat kekacauan yang mematikan.
Baca Juga: Biden percepat evakuasi, Taliban minta AS tidak mendesak insinyur dan dokter pergi
Beberapa warga merasa takut Afganistan kembali ke penegakan brutal Taliban atas hukum Islam yang ketat saat terakhir kali mereka memerintah. Ketika itu, Taliban melarang perempuan bekerja dan anak perempuan untuk bersekolah.
Sementara, sejumlah warga lainnya, termasuk mereka yang bekerja di bidang advokasi dan hak asasi manusia, percaya bahwa mereka bisa menjadi target pembalasan setelah sejumlah orang tewas dalam dugaan serangan Taliban yang ditargetkan pada tahun lalu.
Dalam bahaya
Seorang wanita Afghanistan, yang telah bekerja untuk PBB selama beberapa tahun, mengatakan kepada Reuters bahwa dia merasa ditinggalkan.
"Setiap wanita yang saya kenal memiliki ketakutan yang sama seperti saya. Apa yang sekarang akan terjadi pada anak-anak kita jika kita dihukum karena pekerjaan kita? Apa yang akan terjadi pada keluarga kita? Apa yang akan mereka lakukan pada kita sebagai wanita?" katanya, berbicara dengan syarat anonim.
Baca Juga: Putin: Militer Rusia tidak akan ikut campur ke dalam konflik di Aghanistan