Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada Kamis (21/8) seiring kekhawatiran investor terhadap independensi Federal Reserve (The Fed).
Hal ini terjadi setelah Presiden Donald Trump kembali melancarkan serangan terhadap bank sentral AS menjelang pidato penting Ketua The Fed Jerome Powell akhir pekan ini yang berpotensi memengaruhi prospek suku bunga.
Trump meminta Gubernur The Fed Lisa Cook untuk mundur terkait dugaan masalah hipotek yang dimilikinya di Michigan dan Georgia.
Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,10% ke Rp 16.289 per Dolar AS pada Kamis (21/8/2025) Pagi
Seruan ini datang dari salah satu sekutu politik Trump, mempertegas upayanya untuk menekan dan memperoleh pengaruh lebih besar atas The Fed.
Namun, Cook menegaskan dirinya "tidak berniat untuk dipaksa mundur" dari jabatannya.
Laporan Wall Street Journal juga menyebutkan Trump mempertimbangkan langkah untuk memecat Cook.
Prashant Newnaha, Senior Asia-Pacific Rates Strategist di TD Securities, menilai isu ini lebih berdampak pada persepsi fungsi pengawasan dan regulasi The Fed, tetapi hampir tidak memiliki implikasi jangka pendek terhadap kebijakan moneter.
Kondisi tersebut menjelaskan reaksi pasar valas yang relatif tenang. Dolar AS sempat melemah tipis, namun stabil saat memasuki sesi Asia.
Yen Jepang bertahan di level 147,41 per dolar, sementara euro stabil di US$1,1642. Poundsterling berada di US$1,3453.
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, juga relatif datar di level 98,301.
Trump sendiri berulang kali mengkritik Powell karena dianggap terlalu lamban memangkas suku bunga, sehingga memunculkan kekhawatiran investor atas independensi dan kredibilitas bank sentral.
Baca Juga: Harga Emas Naik Seiring Pelemahan Dolar, Fokus Investor ke Jackson Hole
Investor memperkirakan Trump akan mengganti Powell dengan sosok yang lebih dovish ketika masa jabatannya berakhir pada Mei mendatang.
Sebelumnya, Trump mengumumkan akan menominasikan Ketua Council of Economic Advisers Stephen Miran untuk mengisi kursi kosong di Dewan Gubernur The Fed pasca mundurnya Adriana Kugler.
Kristina Clifton, Senior Economist Commonwealth Bank of Australia, menilai bila Cook mundur, Trump bisa menunjuk gubernur baru yang lebih condong mendukung pemangkasan suku bunga.
“Persepsi adanya intervensi politik terhadap The Fed dapat melemahkan independensinya, mempercuram kurva imbal hasil, dan mengikis status dolar sebagai aset safe haven,” ujarnya.
Baca Juga: Ekonom Ramal Pemangkasan Suku Bunga Lanjutan, Rupiah Bisa Sentuh Rp 15.800
Fokus Pasar: Pidato Powell di Jackson Hole
Fokus utama pasar pekan ini tertuju pada pidato Powell dalam pertemuan tahunan Jackson Hole pada Jumat (22/8).
Investor menanti apakah Powell akan memberikan sinyal pemangkasan suku bunga pada rapat The Fed 16–17 September mendatang, terutama setelah data ketenagakerjaan AS bulan Juli menunjukkan pelemahan.
"Pasar meyakini data tenaga kerja terakhir menuntut adanya kalibrasi kebijakan, dan mereka berharap Powell memberi isyarat ke arah itu," kata Newnaha.
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan peluang 82% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, menurut CME FedWatch.
Meski peluangnya turun dibanding pekan lalu akibat data inflasi produsen yang lebih tinggi dari perkiraan, investor masih melihat potensi pemangkasan lebih dari 50 bps sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Rupiah Diproyeksi Lanjut Melemah pada Perdagangan Besok (21/8)
Namun, sejumlah analis memperingatkan pidato Powell bisa mengecewakan. Benoit Anne, Managing Director MFS Investment Management, menyebut dampak tarif impor Trump terhadap inflasi masih belum jelas.
“Tidak pasti Powell akan memberikan panduan yang dovish. Jika sinyal itu tidak muncul, pasar bisa memangkas ekspektasi pemotongan suku bunga September,” ujarnya.
Di pasar lain, dolar Selandia Baru masih tertekan di posisi US$0,5820 setelah anjlok 1,2% ke level terendah sejak April.
Bank sentral Selandia Baru memangkas suku bunga pada Rabu (20/8) dan membuka ruang untuk pelonggaran lanjutan bila diperlukan.
Sementara itu, dolar Australia turun tipis 0,13% ke US$0,6424, mendekati posisi terendah dua pekan terakhir.