kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Dolar Tak Dilirik Pasar, Kekhawatiran Soal Independensi The Fed Meningkat


Kamis, 26 Juni 2025 / 19:27 WIB
Dolar Tak Dilirik Pasar, Kekhawatiran Soal Independensi The Fed Meningkat
ILUSTRASI. Nilai tukar dolar AS kembali terpukul setelah investor mencemaskan makin menipisnya independensi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) illustration photo. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dolar AS kembali terpukul setelah investor mencemaskan makin menipisnya independensi bank sentral Amerika Serikat (The Fed).

Mata uang Negeri Paman Sam itu kini meluncur ke titik terendah dalam lebih dari tiga tahun terakhir.

Presiden Donald Trump pada Rabu (25/6) kembali melontarkan kritik keras terhadap Ketua The Fed Jerome Powell, menyebutnya sebagai sosok yang “buruk”.

Baca Juga: Rupiah Menguat Saat Indeks Dolar di Level Terendah Dalam 40 Bulan, Kamis (26/6)

Ia juga menyatakan telah mengantongi tiga hingga empat nama calon pengganti untuk posisi tertinggi di bank sentral tersebut.

Pada Kamis (26/6), indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya kembali melemah tajam, menghapus penguatan tipis sebelumnya yang sempat dipicu oleh arus investasi ke aset safe haven akibat ketegangan di Timur Tengah.

Dolar telah anjlok sekitar 10% sejak awal tahun ini dan berada di jalur penurunan tahunan terbesar sejak 2003.

Tekanan terhadap dolar kian dalam di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga dan tenggat perjanjian dagang yang mendekat pada 9 Juli mendatang.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Ditutup Menguat 0,36% ke Level Rp 16.292 per Dolar AS, Kamis (26/6)

Pasar Bertaruh Dolar Akan Terus Melemah

“Kami mengambil posisi short terhadap dolar dalam situasi seperti ini, ketika institusi mulai kehilangan kredibilitas,” ujar Kaspar Hense, manajer portofolio senior di RBC BlueBay Asset Management.

Posisi short berarti bertaruh nilai mata uang akan menurun.

Menurut Hense, pasar belum sepenuhnya memperhitungkan risiko penunjukan tokoh pro-pelonggaran seperti Kevin Hassett atau Scott Bessent sebagai Ketua The Fed berikutnya yang dapat memicu penurunan suku bunga tanpa mempertimbangkan risiko fundamental.

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,56% ke Level Rp 16.209 per dolar AS, Kamis (26/6)

Adapun kandidat kuat yang disebut-sebut menggantikan Powell antara lain mantan Gubernur The Fed Kevin Warsh, Kepala Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett, Gubernur The Fed saat ini Christopher Waller, serta Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

“Saya pikir pasar sedang mem-price in kemungkinan Presiden Trump menunjuk seseorang yang terlihat lebih condong mendukung agendanya,” kata Kit Juckes, kepala analis valuta asing di Societe Generale.

Sementara itu, pernyataan pejabat The Fed Michelle Bowman yang ditunjuk Trump sebagai pengawas sektor perbankan bahwa waktu penurunan suku bunga “semakin dekat” juga turut menekan dolar, seiring naiknya ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter.

Saat ini, pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga pada Juli mencapai hampir 25%, naik signifikan dibandingkan hanya 12,5% pada pekan lalu.

Baca Juga: Harga Emas Naik Imbas Pelemahan Dolar, Kritik Trump kepada Powell Picu Ketidakpastian




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×