Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada Selasa (12/8/2025), dengan pasar menanti rilis penting data inflasi konsumen yang dapat membentuk ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed.
Dolar Australia juga cenderung stabil menjelang keputusan kebijakan suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA).
Baca Juga: Bursa Jepang: Indeks Nikkei Tembus Rekor Tertinggi, Saham SoftBank Melonjak
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan mata uang tersebut terhadap enam mata uang utama termasuk euro dan yen berada di level 98,497 pada pukul 00:46 GMT, setelah menguat 0,5% dalam dua sesi terakhir.
Sebelumnya, dolar sempat melemah karena calon pengganti anggota dewan gubernur The Fed yang dipilih Presiden AS Donald Trump dinilai cenderung dovish, serta calon ketua Fed yang juga berpotensi memiliki pandangan serupa, mendorong pelaku pasar meningkatkan taruhan pemangkasan suku bunga.
Selain itu, para pejabat The Fed belakangan terdengar semakin khawatir terhadap kondisi pasar tenaga kerja, mengisyaratkan kesiapan untuk memangkas suku bunga sedini September.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Naik Tipis US$3.355,6 Selasa (12/8) Pagi, Menanti Data Inflasi AS
Inflasi yang melemah bisa memperkuat taruhan pemangkasan bulan depan. Namun, jika tarif impor yang diberlakukan Trump terbukti memicu tekanan harga, The Fed kemungkinan akan menahan diri untuk sementara waktu.
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan 25 basis poin pada 17 September sebesar 89%.
“Menjelang rilis CPI AS minggu ini, risiko terbesar adalah dolar AS menguat tipis karena kejutan kenaikan inflasi akan menantang ekspektasi pasar yang hampir sepenuhnya memperkirakan pemangkasan pada September,” tulis analis TD Securities dalam catatan risetnya.
“Sebaliknya, kejutan penurunan inflasi tidak akan banyak menggerakkan ekspektasi pasar dan dolar AS, karena pemangkasan besar 50 basis poin baru akan dipertimbangkan Fed jika ada pelemahan lebih lanjut di pasar tenaga kerja, bukan hanya dari penurunan CPI,” lanjutnya.
Ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan, CPI inti naik 0,3% pada Juli, mendorong laju tahunan ke 3%.
Dolar AS naik 0,1% menjadi 148,28 yen pada Selasa. Euro bergerak datar di US$1,1615.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Menguat Selasa (12/8) Pagi, Terkerek Gencatan Tarif AS-China
Pada Senin, dolar AS tidak banyak bereaksi terhadap keputusan Trump yang menandatangani perpanjangan 90 hari penangguhan tarif tinggi atas impor China. Langkah ini sudah diantisipasi sebagian pelaku pasar.
Seiring AS dan China berupaya menyelesaikan kesepakatan untuk menghindari tarif impor tiga digit, seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa produsen chip Nvidia dan AMD telah sepakat mengalokasikan 15% pendapatan penjualan di China kepada pemerintah AS guna mendapatkan lisensi ekspor semikonduktor.
Yuan bergerak datar di 7,1935 per dolar di perdagangan luar negeri.
Dolar Australia berada di $0,6518, hampir tak berubah dari Senin, dengan ekonom dan investor secara luas memperkirakan pemangkasan suku bunga RBA sebesar 25 basis poin setelah inflasi kuartal II lebih lemah dari perkiraan dan tingkat pengangguran mencapai titik tertinggi 3,5 tahun.
Baca Juga: Gencatan Dagang AS-China Dongkrak Bursa Asia Selasa (12/8) Pagi, Fokus Beralih ke RBA
Namun, potensi kejutan tetap ada karena perubahan mekanisme pengambilan keputusan di RBA, dan bulan lalu banyak pelaku pasar terkecoh ketika dewan kebijakan menahan diri untuk tidak memangkas suku bunga.
Sementara itu, harga Bitcoin bertahan di sekitar US$118.845, setelah sempat menyentuh US$122.308,25 pada Senin, mendekati rekor tertinggi US$123.153,22 yang tercatat pada pertengahan Juli.