kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.820   -41,00   -0,24%
  • IDX 6.442   73,17   1,15%
  • KOMPAS100 923   0,44   0,05%
  • LQ45 723   -0,82   -0,11%
  • ISSI 202   3,78   1,91%
  • IDX30 377   -0,84   -0,22%
  • IDXHIDIV20 459   0,93   0,20%
  • IDX80 105   -0,21   -0,20%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,11%

Donald Trump: Kami Ingin Membuat Chip dan Semikonduktor di Negara Kita Sendiri


Senin, 14 April 2025 / 10:46 WIB
Donald Trump: Kami Ingin Membuat Chip dan Semikonduktor di Negara Kita Sendiri
ILUSTRASI. U.S. President Donald Trump attends a cabinet meeting at the White House in Washington, D.C., U.S., April 10, 2025. REUTERS/Nathan Howard


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Minggu (13/4) mengatakan bahwa dirinya akan mengumumkan besaran tarif atas impor chip semikonduktor dalam sepekan ke depan.

Ia juga menyebutkan bahwa akan ada fleksibilitas bagi sebagian perusahaan di sektor tersebut.

Pernyataan Trump ini mengindikasikan bahwa pengecualian sementara terhadap produk seperti smartphone dan komputer dari tarif timbal balik terhadap China kemungkinan tidak akan berlangsung lama, seiring upaya pemerintah AS merombak rantai pasok di sektor semikonduktor.

Baca Juga: Donald Trump akan Umumkan Tarif Impor Semikonduktor Pekan Depan

“Kami ingin membuat chip dan semikonduktor di negara kita sendiri. Karena itu, kami ingin menyederhanakan kebijakan ini dan tidak menyulitkan perusahaan-perusahaan lain,” ujar Trump kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One dalam perjalanan kembali ke Washington dari West Palm Beach, Florida.

Trump menolak memastikan apakah produk seperti smartphone akan tetap dikecualikan dari tarif, namun menambahkan, “Kita harus tunjukkan fleksibilitas. Tidak ada yang boleh terlalu kaku.”

Investigasi Keamanan Nasional untuk Sektor Semikonduktor

Sebelumnya di hari yang sama, Trump mengumumkan dimulainya investigasi keamanan nasional terkait sektor semikonduktor dan seluruh rantai pasok elektronik.

“Kami sedang menelaah semikonduktor dan SELURUH RANTAI PASOK ELEKTRONIK dalam investigasi tarif keamanan nasional mendatang,” tulisnya di media sosial.

Baca Juga: Ini Aksi Presiden Tiongkok Xi Jinping di Tengah Pemberlakuan Tarif Donald Trump

Gedung Putih pada Jumat lalu telah mengumumkan pengecualian sementara terhadap produk-produk teknologi seperti komputer, laptop, chip memori, dan layar panel datar dari tarif tinggi.

Namun, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan bahwa produk-produk tersebut akan dikenai tarif khusus baru dalam waktu dua bulan ke depan, terlepas dari skema tarif timbal balik saat ini.

“Tarif khusus ini akan mencakup smartphone, komputer, semikonduktor, dan produk farmasi,” kata Lutnick dalam wawancara di program This Week milik ABC.

“Tarif baru ini di luar skema tarif timbal balik yang saat ini sudah mencapai 125% atas produk China.”

Respons China dan Pasar Global

Sebagai balasan, Beijing juga menaikkan tarif atas produk AS hingga 125% pada Jumat lalu. Kementerian Perdagangan China menyatakan masih mengevaluasi dampak dari pengecualian terhadap produk teknologi yang diumumkan AS.

“Lonceng di leher harimau hanya bisa dilepas oleh orang yang mengikatnya,” ujar juru bicara Kemendag China, menyindir bahwa AS-lah yang memulai perang dagang.

Baca Juga: Perang Tarif Trump Berkobar, Ini Kerugian yang Bakal Dialami Samsung dan Vietnam

Investor miliarder Bill Ackman menyerukan agar Trump menunda penerapan tarif tinggi terhadap China selama 90 hari dan menurunkan tarif sementara menjadi 10%.

“Langkah ini bisa tetap mendorong relokasi rantai pasok tanpa menyebabkan disrupsi besar,” tulis Ackman di platform X.

Sementara itu, pendiri NorthmanTrader Sven Henrich mengkritik keras inkonsistensi kebijakan tarif pemerintah. “Sentimen pasar saat ini: reli terbesar tahun ini akan terjadi jika Lutnick dipecat,” tulisnya.

Senator Elizabeth Warren juga mengkritik kebijakan Trump yang dinilai tidak konsisten dan berpotensi memicu inflasi.

“Ini bukan kebijakan tarif, tapi kekacauan,” tegas Warren dalam wawancara di ABC.

Baca Juga: Trump Ancam Investigasi Keamanan Nasional atas Chip China, Isyaratkan Tarif Baru

Ray Dalio, pendiri hedge fund terbesar dunia, mengaku khawatir AS berada di ambang resesi atau bahkan kondisi ekonomi yang lebih buruk akibat perang tarif ini.

“Kita sangat dekat dengan resesi, dan jika tidak ditangani dengan baik, bisa jadi lebih parah,” ujarnya.

Selanjutnya: Pendaftaraan Tahap Kedua Segera Dibuka, Cek Harga Sewa Rusunawa Jagakarsa

Menarik Dibaca: Resident Playbook dan 6 Drama Korea Medis Kedokteran Terbaik



TERBARU

[X]
×