Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, mengaku tertarik untuk menjadikan Elon Musk sebagai penasihat atau mengisi posisi di kabinetnya jika memenangkan pemilu November mendatang.
Trump melanjutkan rangkaian kampanyenya di Pennsylvania pada hari Senin (19/8). Pada momen itu, Trump secara khusus membahas kredit pajak untuk kendaraan listrik.
Jika terpilih, Trump berjanji akan mempertimbangkan untuk mengakhiri kredit pajak sebesar US$ 7.500 untuk pembelian kendaraan listrik.
Saat menjadi presiden, Trump berupaya mencabut kredit pajak kendaraan listrik yang kemudian diperluas oleh Presiden Joe Biden pada tahun 2022.
"Kredit pajak dan insentif pajak pada umumnya bukanlah hal yang baik. Saya penggemar berat mobil listrik, tapi saya penggemar mobil berbahan bakar bensin, dan juga hibrida, dan apa pun yang terjadi di masa depan." kata Trump, dikutip Reuters.
Baca Juga: Platform X Diperintahkan Membayar €550.000 Kepada Karyawan yang Dipecat
Trump menambahkan, dirinya juga akan membatalkan peraturan pemerintahan Biden yang akan mendorong produsen mobil untuk memproduksi lebih banyak kendaraan listrik dan hibrida plug-in untuk memenuhi standar emisi.
Trump ragu langkah itu akan berhasil karena melihat pasar yang jauh lebih kecil untuk kendaraan listrik. Masalah biaya dan jangkauan baterai disebut jadi pengganjal.
Pada kesempatan yang sama, Trump juga menjawab pertanyaan terkait kemungkinan masuknya CEO Tesla Elon Musk ke dalam lingkaran pemerintahannya.
Baca Juga: Begini Reaksi Pemimpin Bisnis dan Politisi AS Terhadap Percakapan Elon Musk dan Trump
Dengan tegas, Trump mengaku tertarik menjadikan Musk sebagai penasihat atau peran lain di kabinet.
"Dia pria yang sangat pintar. Saya pasti akan melakukannya, jika dia mau melakukannya, saya pasti akan melakukannya. Dia pria yang brilian," kata Trump.
Musk memang jadi salah satu tokoh besar yang secara terbuka memberikan dukungan kepada Trump dalam pemilu presiden AS.
Pekan lalu, Trump dan Musk melakukan obrolan terbuka di platform X melalui fitur Space. Obrolan itu didengarkan oleh lebih dari satu juta pengguna X.
Keduanya membahas berbagai topik, termasuk upaya pembunuhan terhadap Trump baru-baru ini, pandangannya mengenai imigrasi dan ekonomi, serta masa depan produksi energi.