Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pesawat nirawak lebih sulit dideteksi dan dilacak daripada roket atau rudal
Pesawat nirawak, atau UAV, adalah pesawat nirawak yang dapat dioperasikan dari jauh. Drone dapat memasuki, mengawasi, dan menyerang wilayah musuh secara lebih diam-diam daripada rudal dan roket.
Israel memiliki persenjataan drone yang tangguh, yang mampu melaksanakan misi mata-mata dan serangan. Israel telah mengembangkan drone yang mampu mencapai musuh bebuyutannya, Iran, sekitar 1.500 kilometer (1.000 mil) jauhnya.
Namun, musuh-musuh Israel telah mengejutkan Israel dalam sejumlah kesempatan selama setahun terakhir, yang sering kali berakibat fatal.
Pada bulan Juli, sebuah drone yang diluncurkan dari Yaman menempuh jarak sekitar 270 kilometer (160 mil) dari ujung selatan Israel, hingga ke Tel Aviv, menghantam sebuah gedung di pusat kota dan menewaskan satu orang tanpa sempat dicegat.
Pejabat keamanan Israel mengatakan drone lebih sulit dideteksi karena sejumlah alasan.
Pertama, drone terbang lambat dan sering kali mengandung komponen plastik, memiliki jejak termal yang lebih lemah dengan sistem radar daripada roket dan rudal yang kuat.
Kedua, lintasannya juga lebih sulit dilacak. Drone dapat memiliki jalur penerbangan berputar, dapat datang dari arah mana saja, terbang lebih rendah ke tanah dan — karena ukurannya jauh lebih kecil daripada roket — dapat disalahartikan sebagai burung.
Baca Juga: PM Lebanon: AS Jamin Israel akan Meredakan Serangannya di Beirut
Pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim karena penyelidikan atas serangan di aula makan masih berlangsung.
Kochav mengatakan bahwa Israel menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk fokus pada penguatan sistem pertahanan udaranya guna meningkatkan perlindungan terhadap roket dan rudal.
Namun, drone tidak dianggap sebagai prioritas utama. Selama pertempuran saat ini, hal itu berarti kemampuan Israel untuk mendeteksi dan mencegat drone tidak sesukses kemampuannya dalam menghadapi roket dan rudal, kata Kochav.