Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Banyak perusahaan dari berbagai industri di dunia mulai menaikkan harga, memangkas target keuangan, dan mulai tidak percaya akan kinerja mereka setelah ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang. Kondisi ini karena perusahaan khawatir biaya operasi mereka naik, rantai pasokan terganggu, dan ada kekhawatiran ekonomi global.
Laporan keuangan kuartal pertama tahun ini memaparkan kondisi ekonomi perusahaan yang penuh dengan ketidakpastian karena kebijakan perdagangan Trump yang berubah-ubah.
Chief Financial Officer Procter & Gamble, Andre Schulten dikutip Reuters mengatakan, perusahaan harus menggunakan semua cara untuk menutupi biaya tambahan akibat tarif yang dikenakan, termasuk dengan menaikkan harga produk seperti popok Pampers.
Baca Juga: Bos Unilever (UNVR) Buka Suara Soal Dampak Tarif Trump Terhadap Kinerja Perusahaan
Target laba dipangkas
Perusahaan besar seperti PepsiCo, Thermo Fisher Scientific, dan American Airlines juga memangkas perkiraan laba mereka tahun ini karena dampak dari perang dagang.
Bahkan, American Airlines tak memberi panduan keuangan di tahun 2025. PepsiCo mengatakan, saat ini tidak seoptimis dulu karena daya beli konsumen yang rendah. Perusahaan lain seperti Nestlé, Unilever dan Chipotle juga mengungkapkan kekhawatiran serupa.
Dalam dua minggu terakhir, hampir 30 perusahaan global mengurangi atau menarik kembali target keuangan mereka, termasuk Masco dan maskapai Delta serta Southwest. Tesla mengatakan akan meninjau kembali proyeksi pertumbuhan mereka dalam tiga bulan. Ini karena kebijakan perdagangan dan penurunan minat pasar pada produk mereka.
Baca Juga: Elon Musk Angkat Kaki dari Pemerintahan Donald Trump, Bagaimana Nasib DOGE?
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memulai gelombang tarif baru pada awal April, yang menyebabkan kekhawatiran besar di kalangan bisnis dan konsumen, serta menyebabkan penurunan tajam di pasar saham. Ia kemudian sempat menunda beberapa tarif hingga Juli, namun tarif tinggi tetap diberlakukan untuk barang dari China, baja, aluminium dan mobil impor. AS mengatakan terbuka mengurangi tarif China jika ada negosiasi, tapi China menolak memulai pembicaraan sebelum semua tarif dibatalkan.
Di sisi lain, beberapa perusahaan mulai mengubah strategi. Hyundai Motor misalnya memindahkan produksi beberapa mobil dari Meksiko ke AS. Mereka juga mempertimbangkan memindahkan produksi dari Korea ke negara lain. Beberapa produsen obat besar juga akan menambah investasi di AS. Tapi CFO Bristol Myers khawatir jika kebijakan ini akan menghambat inovasi dan akses obat pada para pasien.