Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Porsche AG mengaku merugi sedikitnya €100 juta pada April dan Mei akibat tarif impor AS. CFO Jochen Breckner mengatakan, sebagian beban tarif terpaksa dibebankan ke konsumen melalui kenaikan harga.
Baca Juga: Kinerja Kuartal I Naik, Adidas Proyeksi Kinerja di Tahun Ini Bakal Stagnan
Industri otomotif AS diperkirakan akan mengalami lonjakan harga jual akibat tarif, sehingga permintaan bisa menurun, terlebih industri ini juga tengah menghadapi tantangan transisi ke kendaraan listrik yang lambat.
Volvo Cars, yang mengimpor hampir semua mobil ke AS dari Eropa, menjadi salah satu perusahaan paling terdampak oleh tarif impor 25%.
Saham Volvo anjlok lebih dari 10% setelah mengumumkan pemangkasan belanja sebesar US$1,8 miliar dan restrukturisasi operasional AS.
Secara keseluruhan, 10 perusahaan besar AS dan Eropa memperkirakan beban gabungan dari tarif perdagangan ini mencapai US$3 miliar sepanjang 2025.
CEO Adidas, Bjorn Gulden, mengatakan perusahaan semestinya dapat meningkatkan panduan pendapatan dan laba 2025 usai mencetak kinerja kuartalan yang kuat.
Namun, ia menahan diri karena belum jelas bagaimana hasil akhir negosiasi tarif antara AS dan negara eksportir.
Sejak awal April, Trump telah mengumumkan tarif besar-besaran terhadap banyak negara dan terus berubah-ubah—mencabut sebagian, tapi juga mengancam tambahan tarif pada sektor-sektor seperti logistik, farmasi, dan semikonduktor.
Baca Juga: Trump Ngamuk! Setelah Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerjanya Anjlok
Dampak ke Konsumen dan Perbankan
Hilton menjadi operator hotel AS pertama yang memangkas proyeksi akibat penurunan belanja perjalanan dari konsumen.
HSBC memperingatkan bahwa perang dagang global bisa melemahkan permintaan kredit dan memperburuk kualitas aset perbankan.
Electrolux juga menyalahkan melemahnya sentimen konsumen di AS atas penurunan proyeksi pasar Amerika Utara usai melaporkan kinerja kuartal pertama yang meleset dari ekspektasi.
“Sejarah menunjukkan bahwa ketidakpastian yang berkepanjangan akan berdampak pada keputusan belanja konsumen,” ujar CEO Carlsberg Jacob Aarup-Andersen.