Sumber: foxnews,CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Di saat bersamaan, perekonomian AS mengalami rebound dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan indeks aktivitas jasa AS melampaui ekspektasi analis pada Oktober lalu. Sedangkan pasar tenaga kerja AS semakin solid. Data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan mendongkrak pasar saham AS ke level rekornya pada bulan ini.
Mengutip Reuters, AS dan China telah sepakat untuk menyelesaikan kesepakatan dagang fase pertama pada awal Oktober. Meski demikian, negosiasi dagang ini sepertinya menemui jalan buntu setelah kedua belah pihak sama-sama menekankan persyaratan inti yang harus dipenuhi.
Baca Juga: Risalah The Fed menunjukkan isyarat penangguhan siklus pelonggaran moneter
China, misalnya, meminta agar AS menarik kembali seluruh tarif yang sudah diberlakukan AS sebagai syarat kesepakatan. Hal ini yang tidak disetujui oleh Presiden AS Donald Trump.
Berdasarkan hal itu, Koo memproyeksikan, AS tidak akan mengubah pandangannya terhadap China, kendati berada di bawah pemerintahan presiden baru.
Baca Juga: Trump: AS akan naikkan tarif impor China jika tidak ada kesepakatan yang dicapai
"Pendekatan secara keras terhadap CHina oleh Trump kemungkinan menjadi satu-satunya inisiatif darinya yang telah menyokong perundingan kedua belah pihak. AS sepertinya menolak untuk mengubah kebijakannya kecuali China melakukan perubahan yang signifikan," kata Koo seperti yang dikutip dari CNBC.
Strategi bank sentral China