kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Ekspor negara-negara Asia terpukul perang dagang Amerika Serikat-China


Senin, 29 Juli 2019 / 18:48 WIB
Ekspor negara-negara Asia terpukul perang dagang Amerika Serikat-China


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

Prediksi penurunan impor Tiongkok kemudian ikut mengakibatkan kinerja ekspor negara-negara Asia. Singapura misalnya, pada Juni ekspor di bidang industri semikonduktornya anjlok 33% (yoy). Pun ekspor non Migas Singapura menurun 17%.

Baca Juga: China sebut meski sudah impor jutaan ton kedelai, tapi belum masuk ke data AS

Jepang juga mengalami hal serupa, ekspornya pada Juni merosot 7%, menambah rekor penurunan ekspor negara sakura ini selama tujuh bulan berturut-turut.

Sedangkan ekspor Jepang ke Tiongkok turun lebih dalam sebesar 10%. Industri semikonduktor juga menjadi industri yang terpukul telak atas menurunnya ekspor Jepang ke Tiongkok.

Kemudian Thailand, negara penghubung perakitan mobil dan elektronik ini juga mencatat penurunan ekspor ke Tiongkok sebesar 15% (yoy) pada Juni. Lebih besar dibandingkan penurunan yang terjadi bulan sebelumnya 7%. Sedangkan secara total ekspor Thailand juga anjlok 2%.

Baca Juga: Jepang masih keras kepala, berpotensi hapus Korea Selatan dari daftar putih

Direktur Jenderal Kantor Strategi dan Kebijakan dan Perdagangan Thailand Pimchanok Vonkorpon menyatakan dampak perang dagang terhadap kinerja ekspor negaranya ini masih akan terjadi hingga kuartal 3/2019.

Meski demikian beberaapa negara di Asia Tenggara macam Vietnam justru mencatat kinerja yang baik. Pada Juni ekspor Vietnam tumbuh 8%, ini akibat eksodus perusahaan Tingkok ke Vietnam untuk menghindari kenaikan tarif tersebut.

Sayangnya, hal ini diprediksi tak akan berlangsung lama sebab, Harian South China Morning Post melaporkan, perusahaan yang telah memindahkan lini produksinya ke Asia Tenggara tengah bersiap kembali akibat biaya produksi yang tinggi dan minimnya pekerja ahli.



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×