kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.678.000   -14.000   -0,83%
  • USD/IDR 16.585   -130,00   -0,79%
  • IDX 6.271   -214,85   -3,31%
  • KOMPAS100 907   -39,76   -4,20%
  • LQ45 704   -27,76   -3,80%
  • ISSI 197   -7,32   -3,58%
  • IDX30 365   -13,68   -3,62%
  • IDXHIDIV20 445   -14,85   -3,23%
  • IDX80 103   -4,03   -3,77%
  • IDXV30 108   -4,81   -4,27%
  • IDXQ30 120   -4,00   -3,23%

Elon Musk dan Robert Kiyosaki Peringatkan Amerika Serikat di Ambang Kebangkrutan


Jumat, 28 Februari 2025 / 18:18 WIB
Elon Musk dan Robert Kiyosaki Peringatkan Amerika Serikat di Ambang Kebangkrutan
ILUSTRASI. Elon Musk kembali mengeluarkan peringatan keras mengenai potensi kebangkrutan Amerika Serikat, pendapat itu mendapat dukungan dari Robert Kiyosaki


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Elon Musk kembali mengeluarkan peringatan keras mengenai potensi kebangkrutan Amerika Serikat. Kali ini, pandangannya mendapat dukungan dari pengusaha dan penulis terkenal, Robert Kiyosaki.

Dalam sebuah unggahan di Twitter, Kiyosaki menyoroti masalah sistem moneter AS dan mengklaim bahwa negara tersebut sudah berada dalam kondisi bangkrut.

Peringatan Robert Kiyosaki: Bitcoin, Inflasi, dan Sistem Keuangan AS

Mengutip timesofindia, Robert Kiyosaki, penulis buku terkenal Rich Dad Poor Dad, menegaskan bahwa masalah utama bukan terletak pada Bitcoin, melainkan pada sistem moneter yang menurutnya telah dikendalikan oleh "bankir kriminal".

Dalam cuitannya, ia menyampaikan kekhawatiran tentang utang nasional AS yang terus membengkak. "Bitcoin sedang jatuh. Bitcoin sedang dijual. Saya membeli."

Baca Juga: Elon Musk Hadir di Rapat Kabinet Perdana Donald Trump, Apa yang Ia Sampaikan?

Kiyosaki juga mengungkapkan bahwa total utang AS, termasuk program sosial seperti Medicare dan Jaminan Sosial, telah mencapai lebih dari $230 triliun. Ia menambahkan bahwa pasar obligasi AS semakin kehilangan kredibilitas, terutama jika negara-negara besar seperti Jepang dan China berhenti membeli obligasi AS.

Menurutnya, kondisi ini akan menyebabkan inflasi melonjak drastis dan mengakibatkan kehancuran ekonomi serta melemahnya kepercayaan terhadap dolar AS.

Sebagai respons terhadap ketidakpastian ekonomi ini, Kiyosaki menyatakan bahwa ia lebih memilih aset yang memiliki nilai intrinsik seperti Bitcoin, emas, dan perak daripada mata uang fiat yang disebutnya sebagai "uang palsu".

Penurunan Harga Bitcoin: Peluang atau Ancaman?

Pada Kamis, 27 Februari, harga Bitcoin mengalami penurunan tajam hingga $85.000, atau turun 22% dari rekor tertinggi sepanjang masa sebesar $109.114 yang dicapai pada 20 Januari. Meski demikian, Kiyosaki tetap optimis dan menganggap penurunan ini sebagai peluang emas untuk membeli lebih banyak Bitcoin.

Menurutnya, Bitcoin adalah "uang dengan integritas", sementara mata uang fiat justru semakin kehilangan nilainya akibat kebijakan moneter yang tidak stabil. Ia juga menekankan bahwa ia selalu bersedia menukar "uang palsu" dengan Bitcoin, emas, dan perak setiap kali aset-aset tersebut mengalami penurunan harga.

Elon Musk: "Jika Tidak Dilakukan, Amerika Akan Bangkrut"

Elon Musk juga kembali menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi ekonomi AS. Dalam pertemuan kabinet Presiden Donald Trump di Gedung Putih pada Rabu, 25 Februari, Musk menegaskan bahwa jika langkah-langkah efisiensi pemerintah tidak segera diambil, maka Amerika akan menuju kebangkrutan. "Jika kita tidak melakukan ini, Amerika akan bangkrut."

Baca Juga: Heboh! Beredar Video Deepfake Trump Cium Kaki Elon Musk, Pelaku Peretasan Diburu

Musk juga mengungkapkan bahwa ia menerima banyak tekanan dan ancaman akibat pernyataannya. Namun, ia tetap berpegang pada pandangannya bahwa pemerintah AS perlu melakukan reformasi besar-besaran untuk mencegah kehancuran ekonomi lebih lanjut.

Apakah AS Benar-Benar di Ambang Kebangkrutan?

Peringatan dari Elon Musk dan Robert Kiyosaki bukanlah yang pertama kali muncul. Sebelumnya, berbagai ekonom telah mengingatkan tentang dampak buruk dari utang nasional yang terus meningkat. Hingga saat ini, total utang AS telah melampaui $36 triliun, dan jika tren ini terus berlanjut, maka risiko inflasi tinggi dan krisis keuangan semakin besar.

Di sisi lain, pemerintah AS terus mencari solusi untuk menyeimbangkan anggaran dan mempertahankan kepercayaan investor terhadap obligasi negara. Namun, dengan meningkatnya suku bunga dan berkurangnya minat negara lain untuk membeli obligasi AS, tekanan terhadap sistem keuangan semakin besar.

Selanjutnya: Ada Sinyal, Bank Himbara Wajib Beri Pendanaan Program 3 Juta Rumah

Menarik Dibaca: Ramadan Tiba, Susu Dairy Champ Berbagi Resep Menu Berbuka Puasa



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×