Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham Asia menguat pada Selasa (11/11/2025), sementara harga emas dan indeks Nasdaq mencatatkan lonjakan tertajam dalam beberapa bulan terakhir.
Didorong oleh optimisme bahwa kesepakatan untuk mengakhiri penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat (shutdown) semakin dekat.
Harga emas melonjak hampir 3% pada perdagangan Senin malam dan bertahan nyaman di atas level US$4.100 per ons pada Selasa pagi di Asia.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Selasa (11/11) Pagi: Brent ke US$63,93 & WTI ke US$60
Di Wall Street, indeks Nasdaq naik 2,3%, menutup sebagian besar kerugian minggu lalu yang disebabkan kekhawatiran terhadap valuasi dan profitabilitas perusahaan kecerdasan buatan (AI).
Indeks Kospi Korea Selatan ikut pulih dari pelemahan pekan lalu dengan naik 2,1% di awal perdagangan, sedangkan Nikkei Jepang menguat 0,7%.
Pasar saham di Hong Kong dan China juga dibuka lebih tinggi.
Futures S&P 500 tercatat naik tipis 0,1%.
Optimisme pasar meningkat setelah rancangan kesepakatan untuk memulihkan pendanaan federal AS melewati tahap awal di Senat pada Minggu malam, menandai potensi berakhirnya shutdown terpanjang dalam sejarah AS.
Namun, belum jelas kapan Kongres akan memberikan persetujuan akhir karena masih ada beberapa proses di Senat sebelum rancangan dikirim ke DPR dan ditandatangani Presiden Donald Trump.
Baca Juga: Kacau Akibat Shutdown, Penerbangan AS Belum Normal hingga Akhir Pekan
Menurut pasar prediksi daring seperti Polymarket, peluang dibukanya kembali pemerintahan AS pada akhir pekan ini sudah hampir sepenuhnya dihargai pasar, namun jadwal yang ketat membuat reli pasar berpotensi rentan terhadap penundaan.
“Pasar bereaksi positif dengan rasa lega, tetapi masih terlalu dini untuk merayakan,” kata Vasu Menon, Managing Director Investment Strategy di OCBC Singapore.
Ia menambahkan, dibukanya kembali pemerintahan AS akan memulihkan publikasi data ekonomi, yang dapat membuka jalan bagi pemangkasan suku bunga The Fed, sehingga turut menopang harga emas.
Di Wall Street, S&P 500 naik 1,54%, mencatatkan kenaikan harian terbesar sejak pertengahan Oktober, sementara Nasdaq membukukan lonjakan harian tertinggi sejak Mei.
Baca Juga: Eksodus Eksekutif Intel Berlanjut, Bos AI Pindah ke OpenAI
Yen Tertekan ke Level Terendah Sembilan Bulan
Aset aman (safe haven) seperti yen Jepang dan obligasi pemerintah AS sempat melemah karena sentimen pasar beralih ke aset berisiko.
Yen melemah hingga ¥154,49 per dolar AS, posisi terendah sejak Februari.
Namun, obligasi AS kemudian sedikit pulih setelah sejumlah pejabat Federal Reserve menyuarakan keraguan terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Desember.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sempat naik ke 4,147% pada Senin, sebelum turun ke 4,11% menjelang penutupan perdagangan.
Pasar obligasi AS tutup pada Selasa untuk memperingati Veterans Day.
Baca Juga: Harga Emas Dekati Puncak 3 Pekan, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Menguat
“Kami tidak melihat pembukaan kembali pemerintahan AS akan memicu penjualan besar-besaran di pasar obligasi, karena sebelumnya pasar juga tidak bereaksi terlalu negatif terhadap shutdown,” ujar Jack Chambers, Senior Rates Strategist di ANZ Sydney.
“Pasar memang sejak awal berasumsi bahwa shutdown ini akan segera berakhir,” tambahnya.













