kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.561.000   59.000   2,36%
  • USD/IDR 16.804   10,00   0,06%
  • IDX 8.614   -31,66   -0,37%
  • KOMPAS100 1.192   -5,74   -0,48%
  • LQ45 853   -6,88   -0,80%
  • ISSI 309   0,08   0,02%
  • IDX30 437   -3,34   -0,76%
  • IDXHIDIV20 509   -4,32   -0,84%
  • IDX80 133   -0,92   -0,68%
  • IDXV30 138   -0,60   -0,43%
  • IDXQ30 139   -1,18   -0,84%

Emas dan Perak Jadi Aset Paling Bersinar di 2025, Cetak Kenaikan Terbesar Sejak 1979


Selasa, 23 Desember 2025 / 11:47 WIB
Emas dan Perak Jadi Aset Paling Bersinar di 2025, Cetak Kenaikan Terbesar Sejak 1979
ILUSTRASI. Emas (GC=F) dan perak (SI=F) muncul sebagai dua aset dengan kinerja terbaik di pasar keuangan sepanjang 2025 (REUTERS/Edgar Su)


Sumber: Yahoo Finance | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emas (GC=F) dan perak (SI=F) muncul sebagai dua aset dengan kinerja terbaik di pasar keuangan sepanjang 2025, setelah reli kuat logam mulia mendorong harga menembus level tertinggi sepanjang sejarah menjelang berakhirnya tahun.

Harga emas secara year to date (YTD) melonjak lebih dari 70%, dengan harga per ons mencapai rekor US$4.450 pada awal pekan ini. Sepanjang 2025, emas tercatat mencetak sekitar 50 rekor harga tertinggi baru, mencerminkan kuatnya permintaan investor global terhadap aset lindung nilai.

Sementara itu, harga perak mencatat kinerja yang bahkan lebih agresif, dengan kenaikan lebih dari 100% sejak awal tahun dan sempat menyentuh level US$69 per ons. Dengan capaian ini, emas dan perak berada di jalur untuk membukukan kenaikan tahunan terbesar sejak 1979.

Permintaan Industri dan Ketidakpastian Global Dorong Reli

Reli harga logam mulia tahun ini didorong oleh permintaan industri yang kuat, ditambah kelangkaan pasokan fisik akibat kekhawatiran tarif perdagangan.

Kenaikan ini terjadi di tengah perhatian investor yang tersebar ke berbagai aset berisiko, mulai dari kripto, saham bertema kecerdasan buatan (AI), hingga pasar saham Eropa, yang mendominasi pemberitaan sepanjang 2025.

Namun demikian, emas dan perak dinilai akan menjadi transaksi (trade) paling menentukan tahun ini.

“Dalam paradigma baru, emas dipandang sebagai mata uang, bukan sekadar komoditas,” ujar Shree Kargutkar, Senior Portfolio Manager di Sprott Asset Management, kepada Yahoo Finance.

Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Selasa (23/12), Memanasnya Ketegangan AS–Venezuela

Ia menambahkan, selama kebijakan moneter global belum kembali solid, tidak ada alasan kuat bagi tren emas untuk berubah arah.

Bank Sentral, ETF, dan Kebijakan The Fed Jadi Penopang

Sejumlah faktor utama menopang lonjakan harga emas, antara lain akumulasi emas oleh bank sentral, pembelian melalui exchange-traded funds (ETF), pelemahan dolar AS, serta penurunan suku bunga riil. Mayoritas faktor ini diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun mendatang.

Presiden Donald Trump juga diperkirakan segera mengumumkan pengganti Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang masa jabatannya berakhir pada Mei mendatang. Hal ini memicu ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih dovish, yang berpotensi semakin mendukung kenaikan harga emas.

Sejumlah bank investasi global juga masih melihat ruang kenaikan yang signifikan. Goldman Sachs mempertahankan pandangan “structurally bullish”, dengan target harga emas US$4.900 pada akhir 2026, terutama jika investor swasta yang masih under-allocated mulai menambah eksposur.

Sementara itu, UBS memproyeksikan harga emas dapat mencapai US$4.500 pada Juni 2026, didorong oleh pelemahan dolar dan turunnya imbal hasil riil.

World Gold Council memperkirakan kombinasi belanja fiskal yang lebih besar, permintaan bank sentral, dan suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong harga emas naik 5%–15% pada 2026.

Baca Juga: Harta Karun di Kedalaman 3.000 Meter: China Temukan Indikasi Emas Raksasa

“Jika pertumbuhan ekonomi melambat dan suku bunga terus turun, emas berpotensi mencatat kenaikan moderat. Namun, dalam skenario perlambatan yang lebih parah dengan meningkatnya risiko global, emas bisa berkinerja sangat kuat,” ujar Joe Cavatoni, Senior Market Strategist World Gold Council.

Peringatan Risiko: Saatnya Ambil Untung?

Meski demikian, reli cepat emas dan perak memunculkan peringatan kehati-hatian dari Mike McGlone, Senior Commodity Strategist di Bloomberg Intelligence.

“Saya percaya emas bisa dengan mudah mencapai US$5.000 karena momentum. Namun, emas juga bisa turun ke US$3.500. Itu masih dalam kisaran normal ketika harga sudah terlalu tinggi,” kata McGlone.

Ia mengingatkan bahwa setelah reli emas pada 1979 dan puncaknya di 1980, harga emas sempat anjlok lebih dari 50% pada 1982.

“Ketika harga sudah sejauh ini, investor perlu berhati-hati. Dua kata terpenting bagi investor yang sejak lama bullish terhadap emas adalah: ambil untung,” tegasnya.

Selanjutnya: Promo Superindo Hari Ini 23 Desember 2025, Diskon Sabun Hingga Silver Queen

Menarik Dibaca: Promo Go!Go!Curry Khusus Kelahiran 2000-an, Nikmati Buy 1 Get 1 sampai 24 Desember




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×