Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Warren Buffett
Buffett, salah satu investor terhebat di dunia dan yang kebijaksanaannya sebagai investor dianggap sebagai kitab suci dalam dunia investasi, memiliki keyakinan yang justru bertolak belakang dengan apa yang direkomendasikan Kiyosaki.
Buffett – yang juga dikenal sebagai 'Sage of Omaha' – merasa emas tidak berguna, perak baik-baik saja, Bitcoin tidak memiliki nilai riil.
Buffett mengatakan bahwa emas tidak melakukan apa pun, hanya tergeletak di sana dan menatap pemiliknya. Menurutnya, aset apa pun hanya menciptakan nilai ketika produktif, yaitu menghasilkan produk, menyediakan layanan, atau menghasilkan arus kas melalui bisnis. Emas tidak melakukan semua ini.
"Emas adalah cara untuk mengambil posisi beli di atas rasa takut," kata Buffett.
Ia percaya bahwa orang yang membeli emas pada dasarnya bertaruh pada rasa takut.
Namun, Buffett telah berinvestasi dalam perak. Alasannya, karena perak memiliki kegunaan industri – mulai dari elektronik, panel surya, peralatan medis, hingga perhiasan. Artinya, perak bukan hanya logam mulia, tetapi juga logam yang berguna.
Tonton: Pindah ke Sektor yang Lebih Stabil, Warren Buffett Angkat Kaki dari Saham Bank-Bank Raksasa
Sehubungan dengan Bitcoin, Buffett memiliki pendapat yang sangat ketat. Ia percaya bahwa Bitcoin atau mata uang kripto tidak terkait dengan aktivitas produktif apa pun.
Bitcoin tidak menciptakan bisnis maupun menyediakan layanan. Baginya, investasi berarti saham perusahaan yang memiliki produk, basis pelanggan, dan manajemen. Oleh karena itu, Bitcoin tidak sesuai dengan filosofi investasinya.
Kesimpulannya, saat ini, di mana emas, perak, dan Bitcoin berada pada rekor tertinggi, pasar ekuitas bersifat volatile, Kiyosaki menyarankan Anda bahwa aset riil adalah pertahanan yang sesungguhnya. Sementara Warren Buffett akan tetap mengatakan 'pilihlah aset yang menciptakan nilai'.