kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Empat negara ini larang penggunaan aplikasi Zoom, apa alasannya?


Minggu, 12 April 2020 / 11:58 WIB
Empat negara ini larang penggunaan aplikasi Zoom, apa alasannya?
ILUSTRASI. Eric Yuan, CEO of Zoom Video Communications


Sumber: Kompas.com | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguncian wilayah dan pembatasan sosial akibat virus corona memaksa banyak orang bertatap muka di ruang virtual. Layanan konferensi video pun mulai laris dan mengalami lonjakan pengguna selama masa pandemi virus corona. 

Aplikasi Zoom menjadi salah satu layanan yang mengalami lonjakan pengguna dengan peningkatan 1.900% antara Desember dan Maret yang mencapai 200 juta pengguna setiap hari. 

Namun, lonjakan pengguna juga disertai oleh banyaknya sorotan karena serangkaian masalah keamanan dan privasi. 

Baca Juga: Mereka yang Menjadi Orang Kaya Baru Berkat Pandemi Virus Corona

Teknologi enkripsi yang lemah telah memunculkan fenomena "Zoombombing", ketika troll tak diundang mendapatkan akses ke konferensi video. Rekaman pertemuan juga muncul di server internet publik. 

Sejumlah negara pun mulai melarang penggunaan layanan konferensi video tersebut baik di instansi pemerintah maupun secara nasional. Berikut daftarnya: 

  • Amerika Serikat 

Senator AS telah disarankan untuk tidak menggunakan platform konferensi video tersebut dan mencari metode alternatif untuk pekerjaan jarak jauh. Adanya masalah keamanan itu juga memicu kemarahan di antara beberapa senator. 

Senat Demokrat pun meminta Richard Blumenthal meminta Komisi Perdagangan Federal (FTC) untuk menyelidiki perusahaan itu. 

"Ketika Zoom tertanam dalam kehidupan sehari-hari orang Amerika, kami sangat membutuhkan penyelidikan penuh dan transparan tentang privasi atau keamanannya," kata Blumenthal melalui akun Twitter-nya, dilansir dari Business Insider. 

Perusahaan SpaceX milik Elon Musk juga melarang karyawannya untuk menggunakan Zoom. Meski demikian, sejumlah instansi pemerintah masih mengizinkan stafnya untuk menggunakan layanan tersebut dengan berbagai alasan. 

  • Taiwan 

Taiwan telah melarang semua penggunaan resmi Zoom dan menjadikannya sebagai pemerintah pertama yang memberlakukan larangan tersebut. Menurut keterangan kabinet, instansi pemerintah harus menghindari penggunaan layanan itu karena memiliki kelemahan keamanan, dilansir dari Bloomberg. 

Zoom disebut mengalihkan datanya melalui server China dan menggunakan pengembang di sana. Setiap data resmi yang disalurkan melalui China menimbulkan risiko besar bagi Taiwan. 

Pasalnya, kedua negara ini tengah berseteru mengenai status Taiwan. 

Baca Juga: Ada insiden cabul saat live, Singapura stop penggunaan Zoom untuk kegiatan pendidikan

  • Jerman 

Kementerian luar negeri Jerman telah membatasi penggunaan layanan konferensi video Zoom untuk komputer sambungan tetap karena kekhawatiran tentang masalah keamanan. 

Dilansir dari Reuters, percakapan rahasia juga tak boleh dilakukan di Zoom karena tidak dienkripsi secara komprehensif. Pembatasan itu dikeluarkan setelah menyimpulkan bahwa perangkat lunak itu memiliki masalah keamanan yang kritis. 

"Berdasarkan laporan media dan temuan kami sendiri, kami telah menyimpulkan bahwa perangkat lunak Zoom memiliki kelemahan kritis dan masalah keamanan dan perlindungan data yang serius," tulis sebuah memo. 

Tetapi karena layanan ini digunakan secara luas di antara mitra internasional kementerian, memo itu mengatakan saat ini tidak mungkin untuk melarang penggunaannya sepenuhnya. 

  • Singapura 

Singapura menghentikan penggunaan Zoom untuk para pengajar setelah insiden sangat serius terjadi pada minggu pertama penguncian. 

Insiden tersebut melibatkan gambar tak senonoh di layar dan muncul seorang pria aneh mengeluarkan kata tak pantas selama streaming pelajaran geografi. 

"Ini adalah insiden yang sangat serius. Kementerian Pendidikan (MOE) saat ini sedang menyelidiki kedua pelanggaran dan akan mengajukan laporan polisi jika diperlukan," kata Aaron Loh, divisi teknologi Kementerian Pendidikan, Jumat (10/4). 

"Sebagai tindakan pencegahan, guru kami akan menangguhkan penggunaan Zoom mereka sampai masalah keamanan ini diselesaikan," sambungnya. Loh juga mengatakan bahwa kementerian akan memberi saran lebih lanjut kepada para guru tentang protokol keamanan. (Ahmad Naufal Dzulfaroh)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AS, Taiwan, Jerman, dan Singapura Larang Penggunaan Aplikasi Zoom, Apa Alasannya?".



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×