kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Empat skenario terburuk di Wall Street (1)


Senin, 07 Oktober 2013 / 23:11 WIB
Empat skenario terburuk di Wall Street (1)
ILUSTRASI. Spesial Kamis (2/6) Dunkin hadirkan bonus gratisan donut dan minuman khusus pengguna Kartu Kredit/Debit BCA dan Flazz (dok/Dunkin)


Sumber: Fortune US, CNN |

NEW YORK. Di saat pasar bergejolak, menjadi tugas pemerintah untuk menenangkan. Tapi, hal itu sudah tak berlaku di Amerika Serikat (AS).

Di luar kebiasaan historis, secara terang-terangan, Presiden AS, Barack Obama dan Menteri Keuangan AS, Jack Lew mendekat ke Wall Street secara langsung.

Bukan untuk mengurangi rasa cemas, keduanya malah mengingatkan Wall Street akan kemungkinan terburuk jika plafon utang tak diloloskan Partai Republik. Ya, Paman Sam terancam bangkrut sementara.

Sebagian jemaah Wall Street masih optimis, kedua partai akan menekan kesepakatan penambahan plafon utang. Namun, meja transaksi lainnya, aura pesimisme dan ketakutan default mulai menyesap. Tidak ada yang tahu apa itu artinya default, yang jelas sesuatu yang sangat buruk akan terjadi.

Berikut empat pemikiran para trader di Wall Street dalam memandang kebuntuan plafon utang AS sebagai sebuah bencana.

Dilema hot dog

Konsensus umum melihat peluang gagal bayar AS menganga lebar di akhir Oktober ini. Omong-omong, kenapa hot dog?

Jadi begini menurut penjelasan Michael Cloherty, Pakar Pasar Modal RBC.  Sistem perdagangan di Wall Street tidak diatur untuk memilah-milah mana obligasi yang bermasalah mana yang bukan. Inilah yang disebut Wall Street sebagai dilema hot dog. Jika ada potongan daging yang rusak, meski dalam porsi yang sangat kecil, Anda tidak akan memakannya.

"Di sini, ketika pasar didirikan, tidak ada yang pernah benar-benar berfikir bahwa obligasi pemerintah bisa saja gagal bayar," ujarnya.

Masalahnya bisa lebih buruk di pasar treasury, di mana umumnya terdiri dari investor yang menghindari risiko. Kekhawatiran terjebak dalam jeratan kredit macet bisa menyebabkan banyak para nasabah lari dari pasar. Di sinilah harga obligasi AS mulai terjun bebas.

"Ini benar-benar bisa menjadi sangat buruk,” kata Cloherty. Obligasi milik AS yang jatuh tempo masih lama pun bisa mendadak tak bernilai dan tak laku di pasar.

Seperti virus Y2K tahun 2000

Menurut sejumlah pedagang, sistem komputer Wall Street diprogram secara otomatis untuk menyampaikan pembayaran pemerintah AS kepada pemegang obligasi. Bahkan, mungkin, jika pembayaran tersebut tidak dilakukan.

Tidak seperti obligasi lainnya, komputer tidak rancang untuk memeriksa pembayaran pertama, karena semua orang menganggap Paman Sam akan selalu membayar tepat waktu . Ups! Masalah besar.

Jika pemerintah berhenti melakukan pembayaran, bank-bank besar bisa secara tak sengaja membayar bunga utang yang bukan milik mereka kepada investor. Hal itu bisa memicu sejumlah dealer mundur dari pasar keuangan, sehingga menyulitkan mereka untuk mentransaksikan obligasi AS. Atau bisa juga mengacaukan sistem perbankan di mana membuat mereka sulit menyalurkan kredit dan bertransaksi.

Masalah lain: Ada yang memanfaatkan obligasi treasury pedagang untuk membiayai taruhan derivatif dan transaksi lainnya. Sering kali bunga obligasi menanggung biaya yang besar dalam sebuah transaksi. Apalagi, transfer perdagangan ditetapkan secara otomatis. 

Default pemerintah AS bisa memicu kebangkrutan sejumlah trader secara otomatis. Ini bisa memicu penjualan gila-gilaan di pasar treasury.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×