kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Erdogan berharap Turki dan AS bisa kembalikan hubungan baik


Kamis, 27 Mei 2021 / 07:47 WIB
Erdogan berharap Turki dan AS bisa kembalikan hubungan baik
ILUSTRASI. Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato dalam pertemuan dengan Duta Besar Uni Eropa di Ankara, Turki, 12 Januari 2021.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan harapannya agar hubungan Turki dan AS bisa kembali harmonis pasca Gedung Putih menyebut Kekaisaran Ottoman melakukan genosida kepada orang Armenia tahun 1915.

Erdogan pada hari Rabu (26/5), melakukan pertemuan virtual dengan sejumlah pejabat perusahaan AS. Reuters melaporkan, sejumlah perwakilan dari Boeing, Amazon, Microsoft, Kellogg, PepsiCo, Cisco, Procter & Gamble dan Johnson & Johnson hadir dalam pertemuan tersebut.

Erdogan berterima kasih kepada perusahaan yang percaya pada Turki dan mengatakan dia mengharapkan AS bisa menjadi lebih konstruktif. Meskipun demikian, Erdogan mengakui bahwa tarif tambahan yang diberlakukan AS atas aluminiun dan baja tetap akan menjadi masalah.

Terlepas dari itu, Erdogan tetap yakin bahwa Turki dan AS tetap bisa bekerja sama di Suriah dan Libya, termasuk di bidang energi. Di hadapan para petinggi perusahaan top AS, Erdogan mengatakan bahwa ia percaya Turki bisa menjadi basis produksi dan teknologi.

Hubungan Turki dan AS menjadi cukup tegang setelah Presiden AS Joe Biden mengeluarkan pernyataan yang menyebut bahwa Kekaisaran Ottoman telah melakukan genosida terhadap etnis Armenia pada tahun 1915.

Baca Juga: Pertama kali, Turki jual senjata ke anggota NATO sekaligus Uni Eropa

Pertemuan NATO tanggal 14 Juni mendatang diharapkan bisa menjadi titik penting dalam kembalinya hubungan baik Turki dan AS menuju era baru.

"Pernyataan Biden tentang peristiwa 1915 telah menambah beban hubungan kami, tetapi saya yakin pertemuan yang akan kami selenggarakan pada 14 Juni di KTT NATO akan menjadi tanda era baru," ungkap Erdogan, seperti dikutip Reuters.

Biden pada 24 April lalu mengakui bahwa peristiwa tahun 1915 merupakan upaya genosida bangsa Turki Ottoman untuk menghabisi orang-orang Armenia.

Pernyataan Biden tersebut membuat Erdogan tersinggung dan dianggap bisa mengacaukan hubungan diplomatik kedua negara. Turki sempat memanggil duta besar AS di Turki untuk melayangkan protes kepada pemerintah AS.

Kedua pemimpin negara sempat berbicara melalui sambungan telepon dan sepakat untuk bertemu di sela-sela KTT NATO bulan Juni mendatang.

Selanjutnya: Erdogan dan Raja Salman adakan diskusi untuk perbaiki hubungan bilateral




TERBARU

[X]
×