Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Erdogan juga mangatakan bahwa pangsa sumber energi terbarukan di Turki telah mencapai 63,7% hingga saat ini. Ia mengatakan jumlah itu sudah cukup mapan, terutama untuk kebutuhan listrik.
Sang presiden mengatakan bahwa reaktor nuklir pertama Turki akan beroperasi pada tahun 2023 mendatang. Pemerintah juga merencanakan akan membangun total empat reaktor.
Proyek pengadaan reaktor nuklir ini dikelola oleh Rosatom, perusahaan milik negara Rusia. Mereka tercatat memegang 99,2% saham dalam proyek tersebut, yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 20 miliar.
"Kerja sama Ankara dan Moskow memainkan peran kunci dalam stabilitas regional. Kami berkesempatan melihat hasil dialog Turki-Rusia di berbagai bidang, termasuk di Libya, di Nagorno-Karabakh, di Suriah," ungkap Erdogan, seperti dikutip dari Arab News.
Sayangnya proyek pembangunan PLTN ini berada di wilayah rawan gempa dan memicu keprihatinan dari negara tetangga Yunani dan Siprus. Beragam penolakan juga mulai muncul dari kelompok pemerhati lingkungan.