Reporter: Ferrika Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Finlandia berhasil mempertahankan gelarnya sebagai negara paling bahagia di dunia selama empat tahun berturut - turut berdasarkan Laporan Kebahagiaan Dunia 2021 yang dirilis Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB pada Jumat (19/3).
Dilansir dari Bloomberg, Minggu (21/3), gelar tersebut diperoleh berkat kepercayaan masyarakat serta pemerintah dalam penanganan Covid-19. Kepercayaan adalah faktor kunci yang menghubungkan kebahagiaan serta kesuksesan strategi penanganan Covid-19
Dengan begitu, masyarakat dengan kepercayaan yang lebih tinggi kepada lembaga publik serta adanya kesetaraan pendapatan yang lebih besar lebih berhasil dalam memerangi virus tersebut.
Finlandia sejauh ini berhasil mengatasi pandemi lebih baik dibandingkan kebanyakan negara yang menghindari lockdown (penutupan wilayah). Bahkan, rumah sakit di Finlandia belum kewalahan mengurus pasien serta berhasil menjaga angka kematian di bawah 150 per 1 juta orang, dibandingkan dengan rata-rata global sekitar 980.
Kemudian Denmark dan Swiss berada di urutan kedua dan ketiga, juga berhasil mengatasi pandemi relatif baik. Sayangnya, Amerika Serikat (AS) turun satu tempat ke nomor 19 atau lima tingkat di belakang Kanada. Sementara orang-orang di Afghanistan menjadi negara paling tidak bahagia.
Sedangkan Indonesia berada di peringkat 82 dari daftar negara paling bahagia setelah Libya dan Malaysia. Berdasarkan survei tersebut, tingkat kepatuhan publik di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia jauh lebih rendah dengan skor rata - rata 67,4%.
"Hanya Indonesia yang mencatatkan skor rendah di kawasan Asia Pasifik yaitu 43%. Tidak ada negara di Atlantik Utara mencapai skor 70% dari kebanyakan orang yang mengikuti protokol kesehatan," tulis riset tersebut.
Baca Juga: Daftar negara paling bahagia 2018-2020, Indonesia urutan berapa?
Laporan tersebut juga mengungkap, bahwa ada relasi keterampilan sains siswa di berbagai negara dengan pengendalian pandemi. Negara dengan nilai sains tinggi memiliki nilai tinggi pula dalam hal kepatuhan dengan membandingkan skor Program for International Student Assessment (PISA) dan skor YouGov.
Berdasarkan kedua skor tersebut, dua negara dengan kepatuhan Covid-19 tertinggi adalah China dan Singapura. Mereka adalah negara dengan skor PISA tertinggi. Sementara Indonesia mendapat skor terendah dalam kedua penilaian tersebut.
Namun kegagalan pengendalian pandemi di banyak negara kemungkinan juga karena kurangnya hak publik serta pemahaman tentang dunia ilmiah sehingga kepatuhan publik akan protokol kesehatan rendah.
Laporan Kebahagiaan Dunia adalah survei tahunan. Ini merupakan peringkat kebahagiaan global di seluruh dunia. Biasanya, ahli statistik mengukur peringkat berdasarkan data Gallup World Poll. Tapi tahun ini sedikit berbeda karena para peneliti tidak dapat melakukan wawancara tatap muka di sejumlah negara.
Mereka fokus pada hubungan antara kesejahteraan dan Covid-19 untuk menilai bagaimana pemerintah di seluruh dunia menangani virus corona serta menjelaskan kenapa beberapa negara bisa melakukan lebih baik daripada yang lain.
“Anehnya, tidak ada, rata-rata, penurunan kesejahteraan ketika diukur melalui evaluasi orang sendiri terhadap kehidupan mereka,” kata profesor Universitas British Columbia John Helliwell, salah satu orang di balik laporan tersebut.
“Satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa orang melihat Covid-19 sebagai ancaman umum dari luar yang mempengaruhi semua orang dan hal ini telah menghasilkan rasa solidaritas dan perasaan sesama yang lebih besar.”